Suara.com - Tragedi tenggelamnya kapal wisata Tiga Putera di perairan Pantai Malabero, Kota Bengkulu, Minggu (11/5), menyisakan duka mendalam.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu mengonfirmasi bahwa total penumpang dalam kapal tersebut mencapai 107 orang, terdiri dari 101 wisatawan dan enam anak buah kapal (ABK).
Dari jumlah itu, delapan orang meninggal dunia, sementara 99 lainnya berhasil diselamatkan—tiga di antaranya masih dirawat intensif di ICU.
Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, mengungkapkan bahwa angka tersebut diperoleh berdasarkan laporan terbaru dari masyarakat.
Data ini sempat simpang siur, semula disebut 104 orang, sebelum akhirnya bertambah tiga penumpang lagi yang sebelumnya belum melapor.
"Pendataan masih terus dilakukan. Kami pastikan semua korban, baik selamat maupun meninggal, didata secara rinci," ujar Herwan saat memberikan keterangan di Mapolresta Bengkulu, Selasa (13/5).
Tragedi bermula saat kapal Tiga Putera yang dinakhodai Edi Susanto berlayar dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu sekitar pukul 15.20 WIB.
Di tengah perjalanan, kapal mengalami gangguan mesin.
Mesin sempat mati, lalu dinyalakan kembali setelah pengisian bahan bakar, namun kembali mati hingga dua kali.
Baca Juga: Korban Kapal Wisata Tiga Putra Karam di Bengkulu Bertambah Jadi 8 Orang
Pada kejadian ketiga, kapal mendadak miring dan kemudian terbalik, menyebabkan para penumpang panik dan tercebur ke laut.
Yang memicu sorotan tajam adalah dugaan kuat bahwa kapal tersebut membawa penumpang melebihi kapasitas seharusnya.
Meski detail kapasitas resmi kapal Tiga Putera belum dirilis, jumlah penumpang 107 orang menimbulkan tanda tanya besar.
“Kami mendalami apakah terjadi pelanggaran kapasitas muatan,” ungkap seorang petugas dari tim investigasi Polresta Bengkulu.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan langkah antisipatif, Polresta Bengkulu telah memeriksa enam orang yang terlibat dalam pelayaran ini, termasuk nakhoda kapal dan lima ABK lainnya.
Selain itu, jalur wisata ke Pulau Tikus dengan menggunakan kapal Tiga Putera juga ditutup sementara hingga penyelidikan tuntas.
Tag
Berita Terkait
-
Korban Kapal Wisata Tiga Putra Karam di Bengkulu Bertambah Jadi 8 Orang
-
7 Fakta Tragedi Kapal Wisata Karam dari Pulau Tikus Bengkulu: 7 Orang Diperiksa
-
Kapal Tenggelam Usai Wisata ke Pulau Tikus Bengkulu, 7 Orang Tewas
-
Kepala Cabang Bank Bengkulu Korupsi Rp 6,7 Miliar Karena Kecanduan Judi Online
-
Lupakan Rendang, Ini 7 Kuliner Khas Bengkulu yang Lebih Menggoda Lidah
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa