Di sisi lain, masih minimnya partisipasi publik dalam pengambilan keputusan memperburuk keadaan. Banyak kebijakan lingkungan dan pembangunan yang dirancang tanpa melibatkan suara masyarakat terdampak. Di wilayah pesisir, pembangunan infrastruktur seperti jogging track dan proyek pemecah ombak dilakukan tanpa kajian lingkungan memadai, yang justru mempercepat kerusakan ekosistem. Bahkan, ruang berlabuh bagi nelayan kecil pun tergerus, mengancam mata pencaharian mereka.
Masalah pengelolaan sampah, terutama plastik, juga menjadi momok. Limbah plastik mencemari laut dan pesisir, merusak ekosistem, serta mengurangi kemampuan laut menyerap karbon. Infrastruktur layanan dasar seperti air bersih, pengelolaan sampah, dan transportasi publik pun masih terbatas, menjadikan warga semakin sulit beradaptasi terhadap situasi iklim yang kian genting.
Kondisi ini semakin kompleks ketika menyangkut masyarakat adat. Minimnya pengakuan terhadap hak dan wilayah adat memicu konflik tenurial dan perampasan ruang hidup. Padahal, mereka memiliki pengetahuan lokal dan praktik berkelanjutan yang penting dalam menjaga hutan dan ekosistem. Sayangnya, suara mereka jarang diikutsertakan dalam proyek-proyek konservasi yang justru menyasar wilayah adat.
NTT tengah menghadapi tantangan iklim yang serius. Namun, solusi tak bisa hanya datang dari atas. Mengatasi krisis ini butuh perubahan sistemik: kebijakan yang inklusif, partisipasi masyarakat yang bermakna, serta pengakuan terhadap kearifan lokal yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga lingkungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional