Satu lagi tantangan besar: penurunan kapasitas carbon sink alami seperti hutan dan padang rumput. Kebakaran hutan besar-besaran di beberapa wilayah Eropa beberapa tahun terakhir memperburuk kondisi ini.
Komisi Eropa mengingatkan bahwa Eropa adalah benua yang mengalami pemanasan tercepat di dunia, dengan frekuensi bencana seperti banjir dan kebakaran hutan yang terus meningkat.
Momentum untuk Dunia
Apa yang dilakukan UE bisa jadi inspirasi global, termasuk bagi Indonesia. Dalam tiga dekade terakhir, blok ini berhasil memangkas emisi secara drastis sambil tetap menjaga laju pertumbuhan ekonomi.
Ini menunjukkan bahwa agenda hijau bukanlah hambatan pembangunan, melainkan peluang baru untuk menciptakan ekonomi yang lebih stabil, berkelanjutan, dan tangguh terhadap krisis.
Komisi Eropa kini fokus pada tahap eksekusi. Negara-negara anggota seperti Belgia, Estonia, dan Polandia masih harus merampungkan NECP versi final mereka.
Sementara itu, arus investasi—baik publik maupun swasta—perlu terus diarahkan ke sektor-sektor yang bisa membawa perubahan signifikan.
“Ini tentang memastikan stabilitas dan mengarahkan modal ke tempat yang akan memberikan dampak paling transformatif,” ujar Komisi.
Pelajaran untuk Indonesia
Baca Juga: Dari Kearifan Lokal hingga Gerakan Global: Inilah Politik Bumi yang Bisa Selamatkan Kita!
Jika Indonesia ingin ikut menikmati “dividen hijau” seperti Uni Eropa, langkahnya harus segera konkret. Transisi energi, reformasi kebijakan lingkungan di sektor pertanian dan transportasi, serta investasi pada teknologi bersih harus menjadi prioritas.
Potensi energi terbarukan Indonesia sangat besar, dari panas bumi, tenaga air, hingga surya. Namun tanpa dukungan kebijakan yang kuat, potensi ini hanya akan menjadi catatan di atas kertas.
Uni Eropa telah menunjukkan bahwa keberpihakan pada lingkungan bukan sekadar aksi idealis, tapi strategi ekonomi masa depan. Jadi, masih ragu dengan keuntungan ekonomi hijau? Sudah saatnya kita ikut bergerak, bukan hanya demi alam, tapi juga demi kesejahteraan bersama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Kekayaan Bos Gudang Garam Terjun Bebas, Video Badai PHK Massal Viral!
-
Deodoran hingga Celana Dalam Delpedro Nyaris Disita Polisi, Lokataru: Upaya Cari-cari Kesalahan!
-
Geger Jaket Berisi Ratusan Butir Peluru di Sentani Jayapura, Siapa Pemiliknya?
-
Dikenal Licin, Buronan Asal Maroko Kasus Penculikan Anak Tertangkap usai Sembunyi di Jakarta
-
Prabowo Pertahankan Kapolri usai Ramai Desakan Mundur, Begini Kata Analis
-
Icang, Korban Congkel Mata di Bogor Meninggal Dunia
-
Gibran Dikritik Habis: Sibuk Bagi Sembako, Padahal Aksi Demonstrasi Memanas
-
Wajib Skrining BPJS Kesehatan Mulai September 2025, Ini Tujuan dan Caranya
-
Muktamar PPP Bursa Caketum Memanas: Husnan Bey Fananie Deklarasi, Gus Idror Konsolidasi Internal
-
Viral Poster Kekesalan WNI di Sydney Marathon: 'Larilah DPR, Lari dari Tanggung Jawab!'