Beberapa klaim utama yang pernah dilontarkannya antara lain adalah dugaan bahwa foto wisuda Jokowi yang banyak beredar merupakan hasil rekayasa digital.
Dia mendasarkan argumen ini pada analisis Error Level Analysis (ELA).
Selain itu, Rismon juga menyoroti kejanggalan pada foto yang tertera di lembar ijazah.
Kecurigaan lainnya menyentuh bagian skripsi. Menurutnya, penggunaan jenis huruf atau font Times New Roman pada naskah skripsi di tahun 1985 adalah sesuatu yang tidak lazim.
Hal ini menjadi salah satu pilar argumennya dalam menyimpulkan adanya pemalsuan.
Tudingan yang dilayangkan Rismon tidak berjalan tanpa konsekuensi. Bersama pakar telematika Roy Suryo yang turut mendukung analisisnya, Rismon dilaporkan ke pihak kepolisian.
Laporan tersebut terkait dugaan pencemaran nama baik (Pasal 310 KUHP), fitnah (Pasal 311 KUHP), serta pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Rismon telah beberapa kali menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, dengan pemeriksaan terakhir pada akhir Mei 2025, di mana dia dicecar 97 pertanyaan.
Dia menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab dan berharap ada sanggahan ilmiah dari pihak Jokowi.
Baca Juga: Aksi Anies Baswedan Pernah Sidak Ijazah Palsu Kini Jadi Omongan, Publik: Pantas Dulu Dicopot
Namun, tidak semua ahli sepakat dengan analisis Rismon. Ahli digital forensik lainnya, Josua Sinambela, menilai analisis Rismon terlalu prematur.
Josua mempertanyakan bagaimana Rismon bisa mengambil kesimpulan ijazah palsu tanpa pernah memeriksa fisik dokumen aslinya.
Sementara itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai institusi yang mengeluarkan ijazah telah berulang kali memberikan klarifikasi dan menegaskan bahwa ijazah Jokowi asli dan sah.
Pihak UGM bahkan telah menunjukkan dokumen pendukung kelulusan dan menghadirkan kesaksian dari rekan seangkatan Jokowi.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Tag
Berita Terkait
-
Surat Pemakzulan Gibran 'Nyangkut' di DPR, Pengamat Ungkap Potensi Benturan Sengit Prabowo vs Jokowi
-
Babak Baru Kasus Ijazah Palsu Jokowi: Kapolri Ungkap Rencana Uji Forensik, Sejumlah Dokumen Disita
-
Dokter Tifa Beri Protokol Kesehatan Khusus Jokowi: Lepaskan Topeng, Minta Maaf ke Rakyat
-
Akta Lahir Jokowi Kini Jadi Sasaran Ahli Forensik Digital, Curigai Tahun Pembuatannya
-
Gambar Jokowi di Ucapan Tahun Baru Islam Jadi Sorotan: AI Terlalu Halus, Netizen Bahas Alergi Kulit
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa