Suara.com - Sinyal bahaya bagi Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, datang dari Gedung Merah Putih. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara terbuka menyatakan tidak akan ragu untuk memeriksa menantu Presiden Jokowi itu terkait skandal korupsi proyek pembangunan jalan yang kini mengguncang provinsi tersebut.
Pernyataan ini dilontarkan Plt. Deputi Penindakan KPK, Asep Guntur Rahayu, saat ditanya mengenai kedekatan Bobby dengan Kepala Dinas PUPR Sumut berinisial TOP, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Jika aliran dana ini memang mengarah ke pejabat lain, atau bahkan sampai ke gubernurnya, kami pasti akan meminta keterangan,” kata Asep dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, sebagaimana dilansir Antara baru-baru ini.
Asep menegaskan bahwa KPK kini bekerja dengan prinsip follow the money. Penyidik tengah menelusuri jejak aliran uang haram dari pihak swasta yang diduga menjadi penyuap dalam proyek ini.
“Kami bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melihat ke mana saja uang itu bergerak,” tegas Asep.
Artinya, siapa pun yang namanya tersangkut dalam jejak aliran dana tersebut akan dipanggil untuk dimintai keterangan, tanpa terkecuali. Asep menyebut kasus ini masih dalam tahap awal, sehingga kemungkinan akan ada banyak pihak lain yang terseret.
Sejauh ini, KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Selain Kadis PUPR Sumut (TOP), ada juga pejabat pembuat komitmen (PPK) dari Dinas PUPR dan Satker Pembangunan Jalan Nasional (PJN), serta dua direktur perusahaan swasta yang diduga sebagai pemberi suap.
Para pejabat negara itu diduga menerima suap untuk memuluskan pemenangan tender proyek jalan, sementara pihak swasta dijerat sebagai pemberi suap.
Baca Juga: Jumat Keramat di Sumut! Skandal Proyek Jalan, Terungkap Ada 'Dua Klaster' Penerima Setoran Haram
Berita Terkait
-
Jumat Keramat di Sumut! Skandal Proyek Jalan, Terungkap Ada 'Dua Klaster' Penerima Setoran Haram
-
Khalid Basalamah Soal Diperiksa KPK: Tak Ada Hubungan Saya dengan Korupsi Haji
-
OTT KPK di Mandailing Natal: 6 Orang Ditangkap, Dugaan Proyek Jalan Jadi Sumber Masalah
-
Baru Jadi Stafsus Presiden, Harta Kekayaan Musisi Yovie Widianto Tembus Rp 43 Miliar!
-
Profil Catur Budi Harto, Eks Pejabat BUMN yang Dipanggil KPK
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Sepekan Lebih Kritis, Siswa SMP Korban Bullying di Tangsel Meninggal Usai Dipukul Kursi
-
Percepat Penanganan, Gubernur Ahmad Luthfi Cek Lokasi Tanah Longsor Cibeunying Cilacap
-
Ribuan Peserta Ramaikan SRGF di Danau Ranau, Gubernur Herman Deru Apresiasi Antusiasme Publik
-
Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti
-
Jejak Karier Mentereng Mayjen Agustinus Purboyo, Kini Pimpin 'Pabrik' Jenderal TNI AD Seskoad
-
Apa Ketentuan Pengangkatan Honorer PPPK Paruh Waktu 2025? Ini Aturan KemenpanRB
-
Pramono Ungkap Fakta Baru Buntut Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Ingin Pindah Sekolah
-
Aksi Heroik 10 Anjing Pelacak K9, Endus Jejak Korban Longsor Maut di Cilacap
-
Finish 10K BorMar 2025 dalam 81 Menit, Hasto Kristiyanto Lampaui Capaian Pribadi: Merdeka!
-
Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2025 Tegaskan Seruan Gubernur Herman Deru: Jaga Alam Demi Pariwisata