Suara.com - Meskipun masa jabatannya sebagai presiden akan segera berakhir, kekuatan politik Joko Widodo (Jokowi) diperkirakan tidak akan luntur begitu saja.
Hal ini disampaikan oleh pengamat komunikasi politik, Hendri Satrio, dalam sebuah podcast bersama Bambang Widjojanto.
Menurut Hendri, partai-partai politik masih akan sangat memperhitungkan pengaruh dan kekuatan Jokowi di kancah perpolitikan nasional.
"Saya meyakini partai politik itu masih akan memperhitungkan kekuatan politik Pak Jokowi," ujar Hendri Satrio dalam rekaman podcast tersebut yang dikutip pada Selasa (8/7/2025).
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa figur Jokowi, dengan basis dukungan dan pengalaman politiknya selama dua periode memimpin negara, tetap akan menjadi variabel penting yang tidak bisa diabaikan dalam peta kekuatan politik di Indonesia.
Keyakinan Hendri Satrio tersebut bukan tanpa dasar.
Ia bahkan menduga adanya manuver politik yang sudah mulai terlihat.
"Bahkan saya menduga, itu ada partai politik yang mulai mendekati Pak Jokowi dan menunjukkan gelagat tidak setia kepada Pak Prabowo," lanjut Hendri.
Observasi ini menarik, mengingat dinamika koalisi dan aliansi politik yang sangat cair di Indonesia.
Baca Juga: 'Saya Minta Maaf Pun Mau', Eggi Sudjana Tantang Jokowi Tunjukkan Ijazah Lalu Kasus Ditutup
Sinyal-sinyal 'ketidaksetiaan' terhadap Prabowo Subianto, yang merupakan presiden terpilih dan mantan rival Jokowi, bisa jadi merupakan indikasi awal pergeseran poros kekuatan atau upaya membangun poros baru menjelang Pilpres 2029.
Fenomena ini menunjukkan bahwa transisi kekuasaan di Indonesia tidak hanya berhenti pada pergantian individu di pucuk pimpinan, tetapi juga melibatkan penataan ulang konstelasi politik.
Partai-partai yang selama ini berada dalam koalisi pendukung pemerintah maupun oposisi, diprediksi akan mulai merumuskan strategi baru dengan mempertimbangkan posisi dan peran Jokowi pasca-lengser.
Pengaruhnya bisa beragam, mulai dari penentuan arah kebijakan, dukungan terhadap calon pemimpin di masa depan, hingga pembentukan aliansi strategis yang baru.
Analisis Hendri Satrio ini tentu saja memantik spekulasi dan pertanyaan. Siapa saja partai politik yang dimaksud?
Bagaimana bentuk pendekatan yang mereka lakukan terhadap Jokowi? Dan yang tak kalah penting, bagaimana Jokowi sendiri akan menempatkan diri dalam konstelasi politik setelah tidak lagi menjabat sebagai kepala negara?
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
Terkini
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah
-
Sempat Sembunyi di Bogor, Pelaku Penusukan di Pasar Gaplok Ditangkap Polisi
-
BNPB: Penanaman Vegetasi Jadi Benteng Pertama Hadapi Bencana Hidrometeorologi
-
GKR Hemas Soal Usulan Daerah Otonomi Baru: Tantangan Berat, Tak Mudah Lolos!
-
Sultan Najamudin Tegaskan DPD RI Bukan Oposisi: Siap Dukung Penuh Program Presiden
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis
-
Gubernur Bobby Nasution Dukung LASQI Kenalkan Islam ke Generasi Muda Lewat Seni