Suara.com - Polemik dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi terus bergulir panas, menyeret berbagai pihak dan mengungkap fakta-fakta mengejutkan.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, dalam podcast bersama Refly Harun Channel, membuka secara detail keterlibatannya dalam investigasi kasus ini, menunjuk langsung pada keterkaitan mencurigakan dengan Pasar Pramuka dan dugaan upaya penghilangan bukti.
Kontroversi ini berawal dari sebuah pesan WhatsApp yang diterima Roy Suryo dari Prof. Paiman.
Prof. Paiman, yang awalnya bersikukuh ijazah tersebut asli dan mengklaim telah melihatnya, justru kemudian mengirimkan pesan bernada intimidasi.
Roy Suryo mengungkapkan, "Prof. Paiman mengirimkan pesan WhatsApp ke saya yang intinya menyuruh untuk stop, untuk minta maaf, untuk hidup damai dan segala macam." Pesan ini sontak memicu kecurigaan Roy Suryo, yang kemudian mengingat percakapannya dengan Kolonel (Purn.) Sri Rajasa Candra.
Kolonel Sri Rajasa Candra mengungkapkan bahwa Prof. Paiman pernah memiliki kios di Pasar Pramuka.
Fakta ini menjadi titik balik penting dalam investigasi. Prof. Paiman sendiri, dalam pesan WhatsApp berikutnya, akhirnya meminta maaf dan mengakui memiliki bisnis pengetikan dan fotokopi di Pasar Pramuka dari tahun 1997 hingga 2002. Namun, tanggal akhir 2002 ini justru memunculkan pertanyaan baru.
"Kolonel Sri Rajasa Candra pun juga melihat bahwa 2002 itu kan jadi janggal, karena jaraknya sampai dengan tempus delicti yang disampaikan oleh Bitor di 2012 itu kan sudah ada gap 10 tahun," papar Roy Suryo.
Data yang dikumpulkan dari sumber-sumber di Pasar Pramuka menunjukkan bahwa Prof. Paiman diketahui masih aktif di sana hingga setidaknya tahun 2017. Bahkan, Roy Suryo menyebut adanya pertemuan silaturahmi Prof. Paiman dengan mantan rekan bisnis Pasar Pramuka pada awal Mei lalu, mengindikasikan koneksi yang masih terjalin kuat.
Baca Juga: Bela Rismon dan Roy Suryo, Ikrar Nusa Bhakti: Anda Tahu Ya Polisi Lebih Suka Lindungi Jokowi
Tim Roy Suryo bersama Sentana Podcast bahkan melakukan kunjungan langsung ke Pasar Pramuka. Mereka mendengar cerita dari para pedagang tentang Prof. Paiman, yang akrab disapa "Pak Dosen," dan dikenal spesialis dalam pembuatan skripsi, tesis, hingga disertasi.
Sebuah tanda di Pasar Pojok Pramuka yang bertuliskan "Maaf tidak menerima edit ijazah" menjadi indikasi kuat adanya praktik ilegal di masa lalu.
Dalam podcast terbarunya, Roy Suryo juga menghadirkan seorang narasumber berinisial "Mr. J", seorang pelaku di Pasar Pramuka. Mr. J mengkonfirmasi bahwa Prof. Paiman dikenal beraktivitas di sana jauh melampaui tahun 2015, bukan hanya sampai 2002. Lebih lanjut, Mr. J menegaskan bahwa bisnis pembuatan dan pemalsuan dokumen semacam ini masih beroperasi di Pasar Pramuka hingga kini.
Pernyataan mengejutkan juga datang dari Mr. J yang menduga bahwa kebakaran Pasar Pramuka beberapa waktu lalu bukanlah insiden acak, melainkan mungkin dibiarkan terjadi atau bahkan sengaja dibakar.
Dugaan adanya upaya penghilangan bukti ini diperkuat oleh Roy Suryo dengan perbandingan pada insiden KM 50. Ia juga menyoroti temuan Dr. Tjipta Lesmana di Perpustakaan Daerah Yogyakarta, di mana dua bundel koran Kedaulatan Rakyat dari periode Juli-September (saat daftar mahasiswa Proyek Perintis 1 seharusnya dipublikasikan) lenyap secara misterius.
Tak hanya itu, semua tesis dari tahun 1985 di Fakultas Kehutanan UGM juga dilaporkan hilang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
Terkini
-
Mendagri Puji Pesona Alam Hingga Kekayaan Sejarah Banda Neira Saat Resmikan Banda Heritage Festival
-
Ira Puspadewi Dapat Rehabilitasi, ICW: Presiden Prabowo Harus Berhenti Intervensi Kasus Korupsi
-
Kuasa Hukum Bongkar Fakta Baru: Tiga Sidik Jari di Lakban Arya Daru Dibiarkan Tanpa Analisis
-
Keluarga Veteran di Matraman Tolak Pengosongan Rumah Rampasan Belanda: Bukan Rumah Dinas!
-
PWNU Serukan Islah! Kiai Daerah Minta Gus Yahya dan Rais Aam Akhiri Konflik Jelang Muktamar
-
Jeritan Hati Anak Riza Chalid dari Penjara: Ayah Saya Difitnah, Saya Bukan Penjahat Besar
-
Setuju TNI Jaga Kilang, Bahlil Bicara Sabotase dan Potensi Ancaman
-
Sindir Ada Pihak Tak Waras Beri Informasi Sesat, Rais Syuriyah Bawa-bawa Elite NU
-
KPK Sebut Belum Terima Salinan Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Batal Bebas Besok?
-
Heboh Isu Jokowi Resmikan Bandara IMIP, PSI: Ada yang Memanipulasi Fakta