Suara.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai adanya agenda politik besar untuk menjatuhkan atau men-downgrade dirinya memicu beragam spekulasi.
Pernyataan ini muncul di tengah panasnya isu tudingan ijazah palsu yang kembali menyeret namanya.
Alih-alih merugikan, serangan ini justru dinilai menjadi momentum bagi Jokowi untuk kembali menaikkan popularitasnya yang sempat menurun.
Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Alex Damanik atau Freddy Damanik menilai bahwa setiap serangan politik dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan dampak positif.
Menurutnya, Jokowi sangat memahami cara kerja ini dan piawai dalam mengubah serangan negatif menjadi keuntungan popularitas.
Freddy melihat adanya pola di mana serangan yang masif justru meningkatkan simpati publik terhadap Jokowi.
"Saya sebetulnya sepakat dengan Mas Adi, jadi memang setiap serangan itu juga bisa berdampak positif ketika itu dimanfaatkan, tanda kutip. Pak Jokowi juga pasti sering melakukan itu," ujar Freddy dalam sebuah diskusi yang tayang di kanal Youtube tvOneNews, Rabu (16/7/2025).
Ia menambahkan bahwa Jokowi telah belajar dari pengalaman sebelumnya, seperti serangan yang dilancarkan oleh Amien Rais.
"Ketika Amin Rais ini terus menyerang Pak Jokowi, justru simpati kepada Pak Jokowi itu naik," jelasnya.
Baca Juga: Minta Usut Dugaan Ijazah Palsu Jokowi, Eks Danjen Kopassus Soenarko: Saya Siap Mati Demi Prabowo
Menurut Freddy, dalam konteks isu ijazah palsu yang kembali memanas, Jokowi tidak menciptakan isu tersebut. Namun, sebagai seorang politisi ulung, ia berusaha mengambil manfaat dari situasi yang ada untuk kepentingannya, terutama dalam hal popularitas.
"Tetapi Pak Jokowi berusaha mengambil tanda kutip manfaat dari situ, khususnya untuk popularitas. Itu seperti dikatakan Mas Adi tadi, itu sah-sah saja bagi seorang politisi," tegas Freddy.
Pernyataan Jokowi soal 'agenda besar' dilihat sebagai cara untuk menjelaskan kepada publik bahwa ada pertarungan politik yang lebih besar di baliknya, yang menyasar stabilitas pemerintahannya menjelang 2029.
Freddy menggarisbawahi bahwa serangan ini ditujukan untuk memecah belah Koalisi Indonesia Maju yang digalang oleh Jokowi, Prabowo Subianto, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Jika tokoh sentral ini berhasil diadu domba, maka pemerintahan akan melemah.
Tunjukkan Saja Ijazahnya!
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
-
Ironi di Kandang Sendiri: UMKM Wajib Sertifikasi Lengkap, Barang China Masuk Bebas?
Terkini
-
Ratusan Nyawa Melayang, Mengapa Status Bencana Nasional Masih Menggantung?
-
Komisi III DPR: Reformasi Polri Harus Kultural, Bukan Struktural
-
Said Didu Bongkar Sejarah IMIP: Dari Deal SBYXi Jinping hingga Dugaan Siasat Izin
-
Tok! Komisi III DPR-Pemerintah Sepakat Bawa RUU Penyesuaian Pidana ke Paripurna
-
Gudang Narkoba dan Senpi di Apartemen Mewah Tangerang Terbongkar, 'Koleksi' Pelaku Bikin Ngeri
-
Usai Diperiksa KPK, Ridwan Kamil Akui Ada Aliran Uang ke Lisa Mariana: Konteksnya Pemerasan
-
Awardee LPDP PK 2025 Gelar Berani Bermimpi untuk Dorong Akses Pendidikan bagi Anak Muda
-
Kemenhut Klarifikasi Pernyataan Bupati Tapsel: Tidak Satupun Izin Penebangan Kayu Sejak Juli 2025
-
Bareskrim Buru 'Hantu' di Balik Tumpukan Kayu Gelondongan Banjir Dahsyat Sumatra
-
Wamendagri Bima Tinjau Posko Bencana di Kota Solok: Tekankan Koordinasi dan Gerak Cepat Pemerintah