Suara.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kerap menegaskan pentingnya pendidikan untuk masyarakat. Bahkan, ia meminta agar masyarakat miskin untuk tetap pergi ke sekolah karena pemerintah pun telah membebaskan biaya pendidikan.
Tak hanya pendidikan, mantan Bupati Purwakarta itu juga menyinggung tentang layanan publik lainnya, seperti fasilitas kesehatan. Namun, Dedi Mulyadi menilai bahwa subsidi yang diberikan oleh pemerintah belum sejalan dengan sikap rakyat di Provinsi Jawa Barat.
Hal ini disampaikan oleh Dedi Mulyadi melalui video singkat yang dibagikannya di akun TikTok @dedimulyadiofficial.
"Ada pembicaraan saya yang salah terka atau sengaja dipelintir karena tidak ngerti maksudnya. Pada saat saya menyampaikan curhatan saya tentang pengelolaan keuangan di acara Komisi Pemberantasan Korupsi Deputi Bidang Pencegahan di Jakarta, saya menyampaikan bahwa di saat negara dipilih pemimpinnya secara demokratis, secara langsung, maka rakyatnya menuntut kepada pemerintah untuk serba gratis," ucap Dedi Mulyadi.
Meskipun biaya pendidikan telah dibebaskan, Dedi Mulyadi menilai agar rakyat lebih pintar dalam mengelola keuangan rumah tangga.
Pasalnya, masih banyak orang tua yang memberikan uang jajan hingga Rp 40.000 per hari untuk anaknya, meskipun pemerintah berusaha untuk meringankan pengeluaran di bidang pendidikan.
"Rumah sakit gratis, sekolah gratis, puskesmas gratis. Nah sedangkan negara mengeluarkan biaya untuk membiayai rumah sakit, membiayai pendidikan gratis, itu mengeluarkan uang cukup besar. Tapi pengeluaran negara yang besar ini tidak berbanding terbalik dengan sikap dan perilaku orang tua, misalnya. Satu sisi sekolahnya gratis tapi jajan anaknya itu masih Rp 30 ribu, masih Rp 20 ribu, masih Rp 40 ribu," sambung Dedi Mulyadi.
Oleh karena itu, lelaki yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi tersebut meminta agar anak-anak juga dididik untuk efisien.
"Apa artinya bahwa biaya pendidikan yang digratiskan ternyata tidak berbanding terbalik dengan pengeluaran orang tua untuk anaknya yang masih sangat mahal. Arah saya adalah kalau pemerintah sudah menggratiskan pendidikan, maka anak-anakpun dididik efisien," bebernya lagi.
Baca Juga: Profil Maulana Akbar Anak Dedi Mulyadi, Nikah Pakai Aset Negara dan Cuma Bayar Uang Kebersihan!
Menurut Dedi Mulyadi, uang jajan anak dapat dialokasikan untuk kebutuhan lainnya di masa depan. Hal serupa juga dapat diterapkan untuk biaya kesehatan keluarga.
"Uang jajannya diarahkan untuk biaya investasi di masa depannya. Kebutuhan orang tua misalnya ketika belanja kesehatannya gratis, layanan rumah sakitnya gratis, ketika layanan puskesmas gratis, maka uang dalam keseharian orang tua pun disimpan untuk kepentingan masa depannya," jelas Dedi Mulyadi.
Jika pemerintah sudah memberikan subsidi di berbagai bidang, Dedi Mulyadi berharap agar rakyat pun dapat mengubah pola hidup menjadi lebih hemat.
"Nah ini yang saya maksud. Yang saya maksud adalah kalau begitu di rakyatnya juga harus diganti. Rakyat yang diganti adalah diganti pola-pola hidup rakyat yang boros, menjadi pola hidup rakyat yang efisien, rakyat yang gemar menabung, rakyat yang mengarahkan anak-anaknya untuk efisien dalam pengeluaran keuangannya," tutur Dedi Mulyadi.
Ia turut menyinggung keputusan para orang tua yang kini memberikan fasilitas berlebihan kepada anak-anak mereka dan belum sesuai dengan umurnya.
"Kalau anaknya belum waktunya beli motor, jangan dibelikan motor, belum waktunya pakai handphone, jangan dibelikan handphone, belum waktunya beli berbagai kelengkapan yang tidak penting, jangan dibelikan karena perilaku buruk ini juga akan mempengaruhi masa depan anak-anak dan keluarganya," pungkas Dedi Mulyadi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah Terbaru Desember 2025, Pilihan Wajib Gamer Berat dan Multitasker Ekstrem
-
Tak Sampai Satu Bulan, Bank Jakarta Klaim Salurkan 100 Persen Dana dari Menkeu Purbaya
-
Rupiah Melemah Tipis ke Rp16.626, Pasar Cari Petunjuk dari Risiko Global
-
iQOO 15 Resmi Meluncur di Indonesia: HP Flagship Monster Pertama dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
Terkini
-
Buntut Panjang Kasus Bobby Nasution, Dewas KPK Periksa Penyidik Rossa Purbo Besok
-
KPK Undang Presiden Prabowo Hadiri Hakordia 2025, Tapi Jokowi Tak Masuk Daftar
-
Menteri PMK Bantah Penjarahan Beras di Sibolga: Bantuan untuk Warga Banjir, Bukan Kerusuhan
-
Benteng Terakhir yang Terkoyak: Konflik Manusia dan Negara di Jantung Tesso Nilo
-
Muncul Desakan Reshuffle Kabinet Imbas Banjir Sumatra, Begini Respons Menteri LHK Hanif Faisol
-
Ancaman Serius KLHK, Pemda Perusak Lingkungan Bakal 'Dihukum' Sanksi Berlapis
-
Banjir Sumatra Jadi Petaka, KLHK 'Obrak-abrik' Izin, Bakal Panggil Perusahaan Pekan Depan
-
Media Sustainability Forum 2025: Perkuat Daya Hidup Media Demi Topang Demokrasi
-
Golkar Semprot Cak Imin soal 'Tobat Nasuha': Anda Bukan Presiden, Cuma Menko!
-
Pakai Citra Satelit, Pemerintah Buru Terduga di Balik Kayu Gelondongan Banjir Sumatra