Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) membongkar fakta-fakta mengerikan di balik kasus penyekapan dan kekerasan terhadap empat anak di Boyolali, Jawa Tengah. Para korban tidak hanya dirantai, tetapi juga dieksploitasi untuk bekerja dan ditelantarkan hingga kelaparan selama dua tahun oleh seorang tokoh masyarakat.
Komisioner KPAI, Dyah Puspitarini, mengungkap bahwa keempat anak tersebut kini berada dalam kondisi trauma yang sangat berat. KPAI kini tengah fokus pada pendampingan psikologis untuk memulihkan kondisi mereka.
“Posisinya dia trauma sekali. Dan kami minta orang tua untuk mendampingi agar besok ketika si anak ini kembali ke rumah, ke keluarga, itu tidak mengalami trauma berat,” ujar Dyah kepada wartawan di Kantor KPAI, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Penderitaan para korban, yang berusia antara 6 hingga 12 tahun, tidak hanya psikis. Luka fisik juga membekas di tubuh mereka akibat ikatan rantai yang dipasang oleh pelaku.
"Mereka di sana dua tahun. Pasti ada luka fisik karena kaki dirantai," imbuhnya.
KPAI menyoroti modus keji yang digunakan pelaku berinisial SP, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka. SP menipu para orang tua dengan iming-iming akan mendirikan lembaga pendidikan atau pra-pondok pesantren. Orang tua korban bahkan telah menyerahkan sejumlah uang untuk biaya pendidikan yang ternyata tidak pernah ada.
"Itu jelas pelanggaran kekerasan psikis anak, eksploitasi anak. Karena anak diminta untuk bekerja, membersihkan kandang dan lain sebagainya. Terus ada unsur penelantaran,” ujar Dyah.
Alih-alih mendapat pendidikan, keempat anak yang berasal dari tiga keluarga berbeda itu justru dijadikan pekerja. Mereka tidak disekolahkan dan hanya diberi makan seadanya.
“Empat orang dari tiga keluarga. Jadi ada yang kakak adik, umur 11 tahun sama 6 tahun. Orang tuanya memberi uang untuk biaya pendidikan dan lain-lain, tapi tidak diberikan,” jelas Dyah.
Baca Juga: Kedok Panti Asuhan, Terungkap Modus Tokoh Agama di Boyolali Rantai Anak Berdalih 'Hukuman'
Perlakuan kejam yang mereka terima sungguh di luar nalar.
“Semuanya dirantai. Ada yang nggak dikasih makan. Jadi mungkin sehari cuma sekali dikasih makan. Tapi namanya anak-anak kan lapar ya,” katanya.
Berita Terkait
-
Kedok Panti Asuhan, Terungkap Modus Tokoh Agama di Boyolali Rantai Anak Berdalih 'Hukuman'
-
Rantai Anak Didiknya Dalih Pengajaran, Tokoh Agama di Boyolali Jadi Tersangka
-
Bukan Keluarga, Mengapa Empat Bocah Boyolali Ini Bisa Berakhir Dirantai di Rumah SP?
-
Kotak Amal Masjid Jadi Saksi Bisu, Kisah Pilu di Balik 4 Bocah Dirantai dan Kelaparan di Boyolali
-
6 Kekejian Guru Ngaji 4 Bocah Dirantai di Boyolali: Dibiarkan Kelaparan, Dijadikan Budak
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India