Suara.com - Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), masih menyisakan teka-teki besar.
Ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, dengan kepala terlilit lakban, publik sontak bertanya-tanya.
Di tengah dua spekulasi liar—bunuh diri atau dibunuh—Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) membawa secercah harapan usai menemui keluarga korban dan mengaku mendapatkan informasi baru.
Namun, alih-alih sekadar mengikuti alur narasi kriminal biasa, ada sisi lain yang jauh lebih kompleks dan menarik untuk diulas: risiko pekerjaan seorang diplomat yang seringkali mempertaruhkan nyawa demi negara.
Misteri Lakban: Sinyal Janggal di Balik Spekulasi Bunuh Diri
Sejak awal, metode kematian Arya Daru menjadi pusat perdebatan.
Penggunaan lakban untuk mengakhiri hidup dianggap sangat tidak lazim dan sulit dilakukan sendiri, sehingga spekulasi pembunuhan berencana langsung menguat di kalangan warganet.
Polisi pun bergerak hati-hati dan kini menerapkan metode scientific investigation untuk mengungkap kasus ini secara tuntas dan transparan.
Kompolnas, dalam kunjungannya ke keluarga almarhum di Yogyakarta, menyatakan telah mendalami kronologi waktu, latar belakang, hingga barang-barang milik korban.
Baca Juga: Kompolnas Kantongi 'Sesuatu yang Baru' dari Keluarga, Kematian Diplomat Kemlu Segera Terungkap?
"Kami juga diberi informasi terkait sesuatu yang sifatnya baru. Yang belum ada perdebatan. Yang itu perlu kami telusuri," ungkap Komisioner Kompolnas, Choirul Anam dikutip, Senin (21/7/2025).
Pernyataan ini seolah menjadi sinyal bahwa ada kepingan puzzle yang belum terungkap ke publik, yang bisa mengubah arah penyelidikan.
Bukan Sekadar Jalan-Jalan: Sisi Gelap Tugas Diplomat Pelindung WNI
Bagi sebagian anak muda, profesi diplomat mungkin identik dengan kemewahan: berkeliling dunia, menghadiri jamuan makan malam, dan hidup glamor.
Namun, kenyataannya jauh dari itu, terutama bagi mereka yang bertugas di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI), seperti Arya Daru.
Pekerjaan mereka adalah garda terdepan dalam melindungi WNI di luar negeri, yang seringkali berarti berhadapan langsung dengan bahaya. Tugas mereka meliputi:
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Jalan Lintas Pidie Jaya - Bireuen Aceh Kembali Lumpuh Diterjang Banjir Minggu Dini Hari
-
Feminist Jakarta Serukan Negara Tanggung Jawab Atas Femisida dan Kerusakan Lingkungan
-
Bahlil dan Raja Juli Serang Balik Cak Imin Usai Suruh Taubat 3 Menteri, Pengamat: Dia Ngajak Perang!
-
Rapat Darurat Hambalang: Prabowo Ultimatum Listrik Sumatera Nyala 2 Hari, Jalur BBM Wajib Tembus
-
Prabowo Beri Hasto Amnesti, Habiburokhman: Agar Hukum Tak Jadi Alat Balas Dendam Politik
-
Johan Budi Dukung Abolisi dan Amnesti Tom Lembong - Ira Puspadewi, Tapi Kritisi Untuk Hasto
-
Waspada Rob! Malam Minggu Pluit dan Marunda Masih Tergenang, BPBD DKI Jakarta Kebut Penyedotan Air
-
Habiburokhman Bela Zulhas yang Dituding Rusak Hutan hingga Bencana Sumatera: Agak Lucu Melihatnya!
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda
-
Darurat Kekerasan Sekolah! DPRD DKI Pastikan Perda Anti Bullying Jadi Prioritas 2026