"Bagi penderita penyakit jantung koroner atau hipertensi, ini bisa memicu serangan jantung," ujarnya.
4. Pemicu Konflik Sosial dan Adu Gengsi Brutal
Di balik layar, dunia sound horeg penuh dengan persaingan sengit. Battle sound seringkali bukan lagi soal adu kualitas audio, melainkan adu gengsi antar pemilik sound system yang tak jarang berujung pada konflik.
Saling sindir di media sosial, tuduhan sabotase, hingga perkelahian antar pendukung menjadi sisi gelap yang jarang terekspos.
Alih-alih mempererat komunitas, fenomena ini justru berpotensi memecah belah keharmonisan warga.
5. Polusi Suara yang Merampas Hak Ketenangan
Hak untuk hidup tenang adalah hak asasi setiap warga. Namun, sound horeg secara brutal merampas hak tersebut.
Penggunaannya yang seringkali hingga larut malam mengganggu waktu istirahat. Suaranya yang bisa terdengar hingga radius berkilo-kilometer membuat warga yang tidak terlibat dalam acara tersebut ikut menjadi korban polusi suara.
6. Penegakan Hukum yang Tumpul dan Dilema Aparat
Baca Juga: Regulasi Tumpul? Ini Sederet Alasan Sound Horeg Sulit Ditertibkan Meski Meresahkan
Meskipun jelas melanggar berbagai aturan kebisingan, penertiban sound horeg sangat sulit dilakukan. Aparat di tingkat lokal seringkali berada dalam posisi dilematis.
Di satu sisi, mereka harus menegakkan hukum. Di sisi lain, mereka berhadapan dengan massa besar dan dalih "hiburan rakyat" atau "kearifan lokal".
7. Difatwa Haram karena Mudharat yang Lebih Besar
Puncak dari keresahan ini adalah keluarnya fatwa haram dari MUI di beberapa daerah. Fatwa ini didasarkan pada prinsip bahwa kerugian (mudharat) yang ditimbulkan mulai dari merusak properti, membahayakan kesehatan, mengganggu ibadah, hingga memicu pemborosan jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Para ulama bahkan menyebut pemiliknya berpotensi menanggung "dosa jariyah", yaitu dosa yang terus mengalir selama karyanya terus menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Fenomena sound horeg adalah contoh nyata bagaimana sebuah hiburan bisa melewati batas dan berubah menjadi masalah sosial yang kompleks dan berbahaya.
Berita Terkait
-
Regulasi Tumpul? Ini Sederet Alasan Sound Horeg Sulit Ditertibkan Meski Meresahkan
-
Miliaran Rupiah di Balik Guncangan Horeg: Mengintip Bisnis Audio Raksasa Ciptaan Edi Sound
-
Apa Itu Sound Horeg? Mengenal Fenomena Bass Perontok Genteng Ciptaan Edi Sound
-
Kisah Edi Sound: Dari Garasi Ngawi Jadi 'Thomas Alva Edison' Dunia Horeg
-
Inilah Edi Sound, Bapak Horeg Indonesia yang Karyanya Jadi Kontroversi
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Tragis! Diamuk Massa hingga Semaput, Maling Motor di Cengkareng Ternyata Bawa Pistol Mainan
-
Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, DPR: Sejak Awal Ini Bisnis Dikelola BUMN, Bukan Pemerintah!
-
Tragedi Sabu Patungan: Polisi Ungkap Motif Sepele di Balik Tebasan Kerambit Maut Jatinegara
-
Dalih 'Investasi Sosial' Jokowi soal Utang Whoosh Dikuliti DPR: Mana Akuntabilitasnya?
-
Skandal Chromebook: Pengacara Nadiem Tunjuk Hidung Stafsus, Siapa Dalang Sebenarnya?
-
Pesawat Haji Tak Lagi Terbang Kosong? Begini Rencana Ambisius Pemerintah...
-
Ditanya Soal Peluang Periksa Luhut dalam Kasus Whoosh, Begini Respons KPK
-
Korupsi Whoosh Memanas, Ketua KPK Soal Saksi: Masih Kami Telaah Dulu
-
Sandra Dewi Menyerah? Terungkap Alasan Tunduk di Balik Pencabutan Gugatan Aset Korupsi Timah
-
Eks Jubir Gus Dur Sentil Kejagung: Prestasi Rp13 T Jadi Lelucon, Loyalis Jokowi Tak Tersentuh?