Suara.com - Kesimpulan polisi bahwa Diplomat Kemenlu, Arya Daru, meninggal karena bunuh diri dimentahkan mentah-mentah oleh keluarga.
Mereka meyakini ada kejanggalan besar di balik narasi resmi, didasari oleh fakta-fakta kuat tentang semangat hidup dan rencana masa depan almarhum.
Saat sebuah narasi resmi terasa tak sejalan dengan kenangan orang-orang terdekat, keraguan pun lahir.
Inilah yang terjadi dalam misteri kematian Arya Daru Pangayunan.
Pihak keluarga, yang paling mengenal sosoknya, maju ke depan dengan sederet alasan kuat mengapa mereka "sangat yakin almarhum tidak seperti itu."
Berikut adalah 5 fakta kunci dari keluarga yang mematahkan skenario bunuh diri.
1. Antusiasme Tinggi Pindah Tugas ke Helsinki
Bagi keluarga, ini adalah kejanggalan terbesar. Jauh dari kata putus asa, Arya Daru justru sedang berada di puncak semangatnya.
Ia tengah mempersiapkan penugasan barunya di Helsinki, Finlandia, untuk empat tahun ke depan.
Baca Juga: Kematian Arya Daru Janggal? Komnas HAM Beberkan Temuan, Minta Polisi Tetap Buka Penyelidikan
Antusiasme ini, menurut keluarga, adalah cerminan dari seseorang yang menatap masa depan, bukan seseorang yang ingin mengakhirinya.
2. Sibuk Mengurus Sekolah Anak di Luar Negeri
Tindakan seorang ayah adalah cerminan rencananya. Keluarga mengungkapkan bahwa almarhum sedang aktif mengurus segala keperluan sekolah untuk kedua anaknya di Helsinki.
Ini adalah bukti konkret dari sebuah perencanaan jangka panjang.
"Bagaimana mungkin orang yang sedang menyiapkan masa depan anak-anaknya tiba-tiba mengambil jalan pintas?" menjadi pertanyaan logis yang dilontarkan pihak keluarga.
3. Bantahan Atas Temuan Email ke Yayasan Mental Health
Pihak kepolisian menjadikan temuan email almarhum ke sebuah yayasan kesehatan mental sebagai salah satu indikasi.
Namun, keluarga memandangnya sebagai hal yang wajar di zaman sekarang. "Siapapun kita, konsultasi mengenai berbagai macam hal... itu kan merupakan hal pribadi," ujar Meta Bagus, kakak ipar almarhum.
Bagi mereka, mencari bantuan profesional bukanlah tiket menuju vonis bunuh diri, melainkan tanda kesadaran untuk menjadi lebih baik.
4. Beban Kerja Dianggap Dinamika yang Normal
Dugaan stres akibat tekanan pekerjaan juga dibantah. Keluarga menegaskan bahwa sebagai seorang diplomat, beban kerja adalah hal yang biasa dihadapi.
"Namanya orang bekerja itu 'kan pasti ada beban," kata Meta Bagus
. Ia menambahkan bahwa almarhum selalu memiliki komunikasi yang baik dengan istrinya, sehingga jika ada masalah berat, pasti akan diceritakan.
5. Obat-obatan di TKP Adalah Obat Umum
Temuan obat-obatan di lokasi kejadian juga dinilai tidak signifikan. Keluarga mengklarifikasi bahwa itu adalah obat-obatan umum yang biasa dikonsumsi banyak orang.
"Kadang kita pusing ya minum paracetamol, kadang kalau pas lagi sembelit ya obat sembelit," jelasnya. Keluarga merasa temuan ini terlalu dibesar-besarkan dan tidak relevan untuk dijadikan bukti niat bunuh diri.
Dengan semua bantahan kuat ini, keluarga telah menunjuk kuasa hukum untuk memperjuangkan kebenaran.
Perjuangan mereka adalah representasi dari suara publik yang belum bisa menerima kesimpulan yang ada.
Berita Terkait
-
Kematian Arya Daru Janggal? Komnas HAM Beberkan Temuan, Minta Polisi Tetap Buka Penyelidikan
-
Tidak Puas Kesimpulan Awal Polisi Soal Kasus Arya Daru, Amelia NasDem Tegaskan Transparansi
-
Bunuh Diri Pakai Lakban? Penjelasan Kriminolog soal Kematian Arya Daru Bikin Merinding
-
5 Fakta Sosok Farah, Nama Misterius yang Buat Polisi 'Gelagapan' di Kasus Arya Daru
-
Serupa Arya Daru, Di Italia Pria Tewas dengan Wajah Terlilit Lakban di dalam Mobil
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
PBNU Tegaskan Tak Terlibat Korupsi Kuota Haji, Dukung Penuh KPK
-
YLBHI Kritik Keras Iklan Prabowo di Bioskop: Disebut Upaya Propaganda Mirip Pemimpin Otoriter
-
Isu Reshuffle Lagi, Mahfud MD Dikabarkan Jadi Menteri Kabinet Prabowo
-
Muncul Wacana Mahfud MD Jadi Jaksa Agung: Budi Arie dan Silfester Mendadak Pingsan
-
Istana Turun Tangan, Bantah Keras Tim Reformasi Polri Jadi 'Algojo' Kapolri
-
Sesuai Arahan Prabowo, Guru dan Tenaga Pendidik Bakal Dapat MBG
-
Skandal Kuota Haji: Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK
-
Serius atau Cuma Gimmick? Koalisi Sipil Beberkan 9 'PR' Reformasi Total untuk Polri
-
Masih Pikir-pikir Turunkan Cukai Rokok, Menkeu Purbaya: Katanya Ada yang Main-main?
-
Disorot Publik, Mendagri Tito Minta Tunjangan Perumahan DPRD Dievaluasi