Suara.com - Sebuah kasus yang berawal dari laporan orang hilang, memicu amarah massa hingga menggeruduk kantor polisi, akhirnya berujung pada pengungkapan plot pembunuhan berdarah dingin.
Kisah tragis ini menimpa Pandra Apriliandi (21), warga Gedung Ketapang, Lampung Utara, seorang pegawai koperasi yang nasibnya berakhir di tangan seorang penjual somai.
Kasus yang menggemparkan Kecamatan Natar, Lampung Selatan ini menyisakan duka mendalam dan sejumlah fakta mengerikan di baliknya.
Berikut adalah 6 fakta yang merangkum drama, kemarahan, dan kebrutalan dalam kasus pembunuhan Pandra.
1. Polsek 'Dikepung' Ratusan Warga yang Murka
Sebelum jasad korban ditemukan, Polsek Natar sempat menjadi dipadati manusia pada Selasa (29/7/2025) malam. Ratusan warga yang cemas dan marah "mengepung" markas polisi tersebut sekitar pukul 23.30 WIB.
Mereka bukanlah perusuh, melainkan rekan, kerabat, dan warga yang peduli, menuntut kejelasan dan keseriusan polisi dalam mencari Pandra yang telah hilang selama dua hari tanpa jejak. Aksi massa ini viral, menunjukkan betapa kasus ini telah menyita perhatian publik.
2. Hilangnya Pandra Saat Menjalankan Tugas
Pandra Apriliandi, pemuda berusia 21 tahun, dilaporkan hilang kontak sejak Minggu, 27 Juli 2025. Ia terakhir kali terlihat saat menjalankan tugasnya sebagai pegawai koperasi: menagih angsuran kredit ke rumah nasabah di wilayah Kecamatan Natar.
Baca Juga: Viral Warga Geruduk Mapolsek Natar, Desak Polisi Temukan Pegawai Koperasi yang Hilang
Tugas rutin yang seharusnya ia selesaikan hari itu justru menjadi awal dari akhir hidupnya.
3. Penemuan Mayat Berjaket Merah yang Mengerikan
Pada Kamis (31/7/2025) siang, teka-teki mulai terjawab dengan cara yang paling mengerikan. Warga di Desa Haduyang digegerkan oleh penemuan sesosok mayat yang terapung di aliran sungai.
Ciri-cirinya sangat mencolok: mengenakan jaket berwarna merah menyala dan celana jeans biru, dengan posisi tangan terlipat di perut.
Kondisi medan yang licin membuat proses evakuasi oleh tim gabungan Ditreskrimum Polda Lampung, Polres Lamsel, Polsek Natar, dan Basarnas berjalan alot.
4. Identitas Terkonfirmasi, Misteri Berubah Jadi Duka
Berita Terkait
-
Viral Warga Geruduk Mapolsek Natar, Desak Polisi Temukan Pegawai Koperasi yang Hilang
-
Misteri Kematian Diplomat Arya Daru Terkuak: Bukan Pembunuhan, Tapi...
-
Misteri Kematian Diplomat, Antara Bunuh Diri Terlakban dan Petunjuk Aneh Kondom-Pelumas
-
Masuk Akal, Diplomat Arya Daru Ada Kemungkinan Dilumpuhkan Dulu Sebelum Dilakban
-
Deddy Corbuzier Bahas Arya Daru, Eks Kabareskrim: Banyak Kasus Pembunuhan Dianggap Bunuh Diri
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram