Suara.com - Memasuki bulan Agustus, jagat media sosial tidak hanya dipenuhi oleh Bendera Merah Putih. Ada pemandangan unik yang viral dan menjadi perbincangan hangat yakni bendera hitam dengan logo tengkorak bertopi jerami.
Ya, itu adalah Jolly Roger dari serial anime dan manga fenomenal, One Piece.
Fenomena ini bukan sekadar iseng, melainkan telah menjelma menjadi sebuah gerakan simbolik yang sarat makna, terutama bagi generasi muda di Indonesia.
Dari depan rumah warga, tiang-tiang bendera, hingga bagian belakang truk yang melintasi jalanan, bendera Bajak Laut Topi Jerami ini berkibar gagah.
Tren ini sengaja digemakan bertepatan dengan momen perayaan HUT Kemerdekaan RI, memicu pertanyaan besar: mengapa bendera dari sebuah anime Jepang justru menjadi pilihan untuk diekspresikan di bulan kemerdekaan?
Jolly Roger sebagai Simbol Perlawanan dan Kritik Sosial
Akar dari fenomena ini ternyata lebih dalam dari sekadar fanatisme. Bagi banyak orang, terutama para Nakama (sebutan untuk penggemar One Piece), pengibaran bendera ini adalah bentuk kritik sosial dan ekspresi kekecewaan terhadap kondisi bangsa.
Dalam narasi One Piece karya Eiichiro Oda, sang protagonis Monkey D Luffy dan krunya bukanlah bajak laut biasa.
Mereka adalah simbol perlawanan terhadap Pemerintah Dunia (World Government) yang digambarkan korup, dan kaum bangsawan tiran (Tenryuubito) yang sewenang-wenang.
Baca Juga: Berapa Harga Bendera One Piece? Ini 8 Rekomendasi Buat Kamu, Mulai Rp20 Ribu
Mengapa Bulan Agustus? Momen yang Tepat untuk Suarakan Aspirasi
Pemilihan waktu di bulan Agustus bukanlah kebetulan. Ini adalah respons langsung terhadap imbauan pemerintah untuk mengibarkan bendera Merah Putih dalam rangka menyambut HUT RI ke-80.
Bagi para pengibar bendera One Piece, ini adalah cara untuk memaknai kembali arti "kemerdekaan".
Pesan Kebebasan: Luffy punya cita-cita menjadi orang paling bebas di lautan. Semangat inilah yang dianggap bisa mewakili sikap para Nakama yang merasa kebebasan mereka terancam oleh berbagai kebijakan.
Sindiran Tajam: Ketika simbol resmi negara dianggap tidak lagi sepenuhnya merepresentasikan aspirasi mereka, simbol dari budaya pop yang sarat dengan nilai perlawanan dan kebebasan pun diangkat menjadi alternatif.
Menyentil Penguasa: Fenomena ini juga dilihat sebagai sindiran tajam terhadap pemerintah yang dinilai belum berpihak pada rakyat kecil, di tengah berbagai isu seperti korupsi dan ketidakadilan sosial.
Berita Terkait
-
Toei Umumkan Anime One Piece akan Hiatus Tiga Bulan di 2026, Ini Alasannya
-
Spoiler One Piece 1164: Davy Jones Adalah Raja Dunia Pertama, Sejarah Ditulis Ulang!
-
3 Fakta Menarik One Piece Into the Grand Line, Siap Berlayar Maret 2026!
-
Akhirnya Terungkap! One Piece Live-Action Season 2 akan Rilis 10 Maret 2026
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- Sabrina Chairunnisa Ingin Sepenuhnya Jadi IRT, tapi Syaratnya Tak Bisa Dipenuhi Deddy Corbuzier
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
APBD Dipangkas, Dedi Mulyadi Sebut ASN Jabar Bakal Puasa Tahun Depan
-
Viral ASN Deli Serdang Ngaku Sulit Naik Pangkat, Bobby Nasution Langsung Mediasi dan Ini Hasilnya
-
Terungkap! 5 Fakta Baru Kasus Narkoba Onad: Pemasok Dibekuk, Statusnya Jadi Korban
-
Budi Arie Bantah Isu Projo Jauh dari Jokowi: Jangan di-Framing!
-
Budi Arie Hubungi Jokowi, Ungkap Rencana Ganti Logo Projo Lewat Sayembara
-
Delapan Tanggul di Jaksel Roboh dan Longsor, Pemprov DKI Gerak Cepat Lakukan Perbaikan
-
Partai Ummat Kritik Pramono Anung, Sebut Kebijakan Jakarta Tak Berpihak Wong Cilik
-
BMKG: Puncak Musim Hujan Dimulai November, Berlangsung Lebih Lama hingga Februari 2026
-
Lewat Aklamasi, Budi Arie Lanjut Pimpin Projo 2025-2030
-
Anak Menteri Keuangan Yudo Sadewa Kembali Viral, Kali Ini Diduga Sindir Gibran Lewat Postingan Satir