Suara.com - Seorang remaja asal Pekanbaru, Riau, bernama Alexsandro Alfino berhasil menemukan kerentanan (vulnerability) pada sistem milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Berkat temuannya tersebut, remaja ini menerima letter of appreciation langsung dari NASA sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam menjaga keamanan siber lembaga antariksa tersebut.
Alexsandro mengaku, awalnya pesimis bisa lolos seleksi program bug bounty NASA, mengingat lebih dari 8.000 pelapor dari seluruh dunia turut berpartisipasi.
Namun, dengan tekad dan rasa ingin tahu yang tinggi, ia mencoba mencari celah keamanan.
"Saya awalnya cuma iseng-iseng coba, dan ternyata bisa dapat satu," ungkapnya belum lama ini.
Minatnya yang mendalam pada arsitektur sistem dan potensi kerentanannya telah membawanya pada pemahaman yang mendalam tentang strategi pertahanan siber yang inovatif.
Ia dikenal karena pendekatannya yang metodis dan etis dalam menganalisis lingkungan digital, berfokus pada penguatan dan perlindungan infrastruktur vital.
Rekam jejak Alexsandro, meskipun masih sangat muda, telah menarik perhatian berbagai pihak dan mendapatkan pengakuan luas di kancah nasional maupun internasional.
Keahliannya telah diakui dalam berbagai platform, membuktikan bahwa kemampuannya sejalan dengan standar tertinggi yang dihargai oleh institusi terkemuka, baik di sektor pemerintahan, militer (seperti yang diemban TNI-MIL), lembaga auditor negara (seperti BPK), organisasi kesehatan global (WHO), agensi antariksa terdepan (NASA), entitas regional seperti Uni Eropa (Europa), hingga raksasa teknologi (LGE), serta komunitas pengembang dan akademisi seperti Codepolitan dan Teknokrat.
Baca Juga: Kronologi 4 Orang Satu Keluarga Tewas Terbakar dalam Ruko di Pekanbaru
Alexsandro menjelaskan, kerentanan pertama yang ditemukan adalah kebocoran data pribadi (PII – Personally Identifiable Information).
Dia temukan menggunakan metode Google Dorking, teknik pencarian lanjutan melalui mesin pencari untuk menggali informasi tersembunyi di internet.
Alexsandro melaporkan data berupa alamat rumah dan informasi pribadi seorang staf NASA, yang langsung direspons oleh tim keamanan lembaga tersebut.
Setelah melalui proses verifikasi selama dua bulan, remaja yang bersekolah di SMK Metta Maitreya ini menerima surat penghargaan atau letter of appreciation dari NASA.
Tidak berhenti di situ, ia kembali menemukan kerentanan lain berupa broken link hijacking pada domain utama NASA, termasuk akun Facebook dan Twitter milik seorang astronot yang tidak lagi aktif.
Melalui celah ini, Alex dapat mengklaim tautan yang seharusnya tidak bisa diakses sembarangan.
"Broken link hijacking itu seperit ada link yang mati, bisa kita claim. Jadi ada di domain utama NASA saya dapatnya, Jadi ada Facebooknya Astronaut, kata Alex.
Menurutnya, tidak mudah menemukan celah yang belum pernah dilaporkan orang lain. Ia sempat beberapa kali menemukan kerentanan yang ternyata sudah dilaporkan peserta lain.
Namun kegigihannya membuahkan hasil ketika ia menjadi satu-satunya pelapor atas beberapa kerentanan baru.
Sebelumnya, satu-satunya remaja Indonesia yang diketahui pernah mendapatkan penghargaan serupa dari NASA adalah Putraji, yang menemukan kerentanan jenis RCE (Remote Code Execution), sebuah celah kritis yang memungkinkan seseorang mengeksekusi perintah pada sistem internal NASA.
Remaja ini menyatakan, semua temuannya merupakan hasil kerja keras dan pembelajaran mandiri. Ia belajar secara otodidak, dibimbing oleh para mentor dari forum-forum keamanan siber, termasuk dari lingkungan profesional yang mengenal ayahnya.
"Saya belajar sendiri, tapi juga dibantu dari forum-forum. Mentor saya banyak, dari Black Hat sampai White Hat, semua ngajarin," jelasnya.
Alex juga menyebutkan, sejauh ini belum menemukan remaja lain di bawah usia 15 tahun dari Indonesia yang turut melaporkan kerentanan ke NASA.
Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan ada yang lain namun tidak terekspos.
Temuan ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang keamanan siber jika diberi ruang dan bimbingan yang tepat.
Remaja ini menjadi contoh nyata bahwa usia bukan halangan untuk berkontribusi secara global.
Berita Terkait
-
NASA Ungkap Temuan Awal Trappist-1 e, Planet Mirip Bumi
-
NASA: Batuan Purba Kawah Jezero Simpan Petunjuk Kehidupan di Mars
-
Rover Perseverance NASA Temukan Petunjuk Baru Kehidupan Purba di Mars
-
Marbot Masjid di Pekanbaru Curi Motor Jemaah, Bodi Kendaraan Sempat Dimodifikasi
-
Penangkapan Mahasiswa Khariq Anhar Disebut Kriminalisasi, Kuasa Hukum Desak Kapolri
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!