Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan memang mengalami kenaikan.
Namun, hal itu tidak serta-merta berbanding lurus dengan angka kemiskinan.
Sebab, tidak semua pengangguran masuk kategori miskin, bahkan ada yang tetap hidup sejahtera.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BPS Sulsel, Aryanto, usai bertemu dengan Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi.
Pertemuan yang berlangsung di kantor Gubernur Sulsel pada Selasa, 19 Agustus 2025 itu membahas data kemiskinan dan pengangguran.
Aryanto menjelaskan, pada Februari 2025, TPT di Sulsel mencapai 4,96 persen. Naik 0,06 persen poin dibandingkan Februari 2024.
Secara jumlah, pengangguran bertambah sekitar 8 ribu orang, sehingga total mencapai 24 ribu orang.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin justru menurun. Per Maret 2025, persentase penduduk miskin di Sulsel tercatat 7,60 persen atau sekitar 698,13 ribu orang.
Angka ini turun 0,17 persen poin dibandingkan September 2024, atau berkurang sekitar 13,64 ribu orang. Jika dibandingkan Maret 2024, penurunannya lebih signifikan yakni sekitar 38,85 ribu orang.
Baca Juga: Celios Curiga Rekayasa Data Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen, Soroti Kejanggalan Investasi dan Ekspor
"Jadi memang tidak secara langsung ya ada hubungan antara kemiskinan dan pengangguran. Kalau kemiskinan itu kan dilihat seberapa banyak masyarakat kita di bawah garis kemiskinan, sedangkan pengangguran itu kita hitung dari berapa banyak orang yang di usia kerja, sementara tidak bekerja," jelas Aryanto.
Ia mencontohkan, ada kelompok masyarakat yang tidak bekerja tetapi masih memiliki sumber pendapatan lain.
Seperti tabungan, aset atau dukungan keluarga, sehingga tidak masuk kategori miskin.
Di sisi lain, ada pekerja yang sebenarnya masih bekerja, tetapi tetap miskin karena penghasilan rendah.
Aryanto juga menyinggung fenomena "shifting" di Sulsel. Ia menyebut, perkembangan teknologi membuat sebagian pekerjaan manusia digantikan oleh mesin atau sistem digital.
Akibatnya, pengangguran meningkat, tetapi ekonomi secara keseluruhan tetap tumbuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
Terkini
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas