Suara.com - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menepis anggapan yang menyebut kebijakan efisiensi pemerintah pusat di awal 2025 menjadi penyebab melonjaknya Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di sejumlah daerah.
Menurutnya, kenaikan PBB yang terjadi belakangan ini merupakan hasil kebijakan pemerintah daerah masing-masing, bahkan sebagian besar telah ditetapkan jauh sebelum efisiensi belanja negara diberlakukan.
“Ini bukan dampak dari kebijakan efisiensi pemerintah pusat yang diluncurkan di awal 2025. Ini adalah proses panjang yang berjalan sebelumnya,” kata Bima dalam keterangannya, Senin (19/8/2025).
Ia menjelaskan, dari 104 daerah yang mengalami kenaikan PBB, hanya tiga di antaranya yang baru menetapkan kebijakan tersebut di tahun 2025.
Sisanya sudah lebih dulu diputuskan, termasuk ada yang dirumuskan oleh pejabat kepala daerah.
Bima menyebut persoalan yang muncul di masyarakat lebih banyak disebabkan kurangnya sosialisasi dan kurang tepatnya pemda dalam membaca kondisi ekonomi warga.
Hal ini kemudian menimbulkan kegaduhan di sejumlah wilayah.
“Karena ada kekurangan dalam sosialisasi dan ketidakakuratan membaca kemampuan masyarakat, akhirnya terjadi dinamika,” ujarnya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, kata Bima, sudah menindaklanjuti persoalan ini dengan mengirimkan surat edaran kepada seluruh kepala daerah.
Baca Juga: Aksi 'Agak Laen' Mahasiswa Pati Dukung Kenaikan Pajak, Digeruduk Netizen: Sampah Masyarakat!
Surat itu meminta agar kebijakan kenaikan PBB dievaluasi kembali supaya tidak menambah beban masyarakat.
“Pak Menteri sudah mengeluarkan surat edaran, mengimbau untuk melakukan evaluasi lagi. Kami yakin ada proses evaluasi menyeluruh agar pemerintah daerah itu betul-betul tidak mengeluarkan kebijakan yang bisa memberatkan rakyat,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Pajak PBB Bone Melonjak Picu Demo! Gubernur Sulsel Turun Tangan
-
Daftar 5 Daerah Naikkan PBB, Pati Ternyata Paling Rendah
-
Daftar Daerah yang PBB-nya Naik Berlipat-lipat, Tarifnya Bikin Ngelus Dada
-
Aksi 'Agak Laen' Mahasiswa Pati Dukung Kenaikan Pajak, Digeruduk Netizen: Sampah Masyarakat!
-
Kursi Bupati Pati Makin Panas: Dasco Kasih Kode, Gerindra Siap Evaluasi Sudewo?
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini