Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan tunjangan rumah anggota DPR, yang senilai Rp 3 miliar per orang selama 5 tahun - atau setara dengan Rp 1,74 triliun secara total - cukup untuk menggaji ribuan guru di Indonesia secara layak.
ICW mengatakan tunjangan mewah DPR itu sebuah ironi di tengah masyarakat Indonesia yang sedang susah akibat ekonomi yang lesu. Belum lagi kenaikan tunjangan itu terjadi di tengah efisiensi anggaran sektor kesehatan dan pendidikan - yang berdampak terhadap kualitas layanan publik.
"Pemberian tambahan tunjangan rumah dinas sebesar Rp 50 juta patut dikaji ulang. Sebab nominalnya sangat besar. Kurang lebih biaya yang dibutuhkan sebesar Rp1,74 triliun untuk memberikan tunjangan rumah dinas ke 580 anggota DPR selama 5 tahun," kata Seira saat dihubungi Suara.com, Kamis (21/8/2025).
Dengan perkiraan anggaran yang dibutuhkan setidaknya bisa memberikan gaji yang layak bagi ribu guru, khususnya yang masih berstatus honores.
"Dan Rp 1,74 triliun tadi bahkan bisa digunakan untuk menggaji 3.600-an guru/dosen dengan asumsi gaji Rp 4 juta per bulan selama satu tahun," ujar Seira.
Hal itu dinilai Seira lebih bermanfaaat dibanding hanya dialokasinya untuk tunjangan rumah anggota DPR, yang menurut Seira sudah hidup dalam kemewahan.
"Ini patut diduga sebagai upaya untuk menambah uang yang masuk ke kantong anggota dewan berkedok tunjangan rumah dinas," tegasnya.
Rawan Disalahgunakan
Lebih lanjut Seira bilang tunjangan rumah anggota DPR, yang bertujuan untuk memperlancar mobilitas para legislator, rawan disalahgunakan.
Baca Juga: Bicara Soal Tunjangan Rumah DPR, Deddy Sitorus Ogah Dibandingkan dengan Buruh dan Tukang Becak
"Tapi kalau tunjangan tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya, tidak akan ada dampak terhadap peningkatan kinerja," kata Seira.
"Artinya ini sangat merugikan dengan biaya sangat besar yang dikeluarkan dan tidak ada manfaat langsung bagi masyarakat," imbuhnya.
Seira pun mengkritik pernyataan Wakil Ketua DPR, Adies Kadir yang menyebut kenaikan tunjangan rumah itu menyesuaikan harga kos-kosan yang berada di sekitar Senayan, Jakarta.
"Problemnya, jika mengutamakan fungsi, bahkan setengah dari biaya yang dianggarkan saja sudah sangat lebih dari cukup," kritik Seira.
Dia pun mempertanyakan pengawasan dari penggunaan tunjangan itu.
"Lalu bagaimana jika nominal tersebut tidak digunakan untuk keperluan rumah dinas? Ini sangat mungkin terjadi karena tidak ada yang mengawasi juga," ujarnya.
Berita Terkait
-
DPR Kena Skakmat! Viral Logika Pria Ini Pertanyakan Tunjangan Rp 50 Juta: Kenapa Dikali 26?
-
Babak Baru Transparansi: ICW Desak DPR Ungkap Seluruh Pendapatan Anggota Dewan
-
Fathian Pujakesuma: Gaji DPR Besar, Tapi Modal Nyaleg Belum Tentu Balik
-
Protes Ledakan Gaji DPR, Veronica Koman: Harusnya Gaji Mereka Diperkecil jika Niatnya Layani Rakyat!
-
Heboh Tunjangan Rumah DPR Tembus Rp50 Juta, Istana Ogah Ikut Campur: Tanyakan ke Bu Menkeu
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
'Cuma Buat Nakut-nakutin', Menteri Hukum Bongkar Modus Pencatutan 'Bos Palsu' di Balik Perusahaan
-
Terseret Korupsi hingga Dioperasi Ambeien, Istri Nadiem Curhat: Anak-Anak Tiap Hari Mencari Ayahnya
-
Islah di Menit Akhir? Mardiono dan Agus Suparmanto Bersatu Pimpin PPP
-
Aksi Perlawanan Menggema: Tuntut UU Ketenagakerjaan Berpihak ke Buruh!
-
Warga Dukung Pemekaran Kelurahan Kapuk: Semoga Urusan KTP Tak Lagi Ribet dan Bolak-balik
-
Perwira Junior Berpeluang Isi Jabatan Strategis, Prabowo Mau Hapus Kultur Senioritas di TNI?
-
Target Puncak Emisi Indonesia Mundur ke 2035, Jalan Menuju Net Zero Makin Menantang
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?