Suara.com - Sebuah kekecewaan mendalam datang dari teman seperjuangan Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel. Tak main-main, aktivis antikorupsi Saor Siagian, yang juga sesama aktivis 98, meminta agar Noel menjadi orang pertama yang dijatuhi hukuman mati jika terbukti korupsi.
Tuntutan brutal ini datang dari seorang teman yang merasa dikhianati, mengingat Noel sendiri dulunya getol menyuarakan hukuman mati bagi para koruptor.
"Saya termasuk sangat kecewa. Saya kenal dekat dengan Noel karena anak-anak 98 ini. Bahkan Noel kan pernah bilang kalau ada koruptor layak dihukum mati," kata Saor dalam sebuah program di Metro TV, dikutip Jumat (22/8/2025).
Saor Siagian tidak menahan amarah dan kekecewaannya. Baginya, jika tuduhan KPK benar, maka Noel telah mengkhianati semua cita-cita reformasi yang diperjuangkan untuk meruntuhkan rezim Orde Baru yang korup.
Ia melihat perbuatan Noel sebagai bentuk perlawanan langsung terhadap Presiden Prabowo Subianto, yang telah memberinya kehormatan besar.
"Saya tahu bagaimana Noel dari anak jalanan, anak gelandangan diberi kehormatan," kata Saor dengan nada getir.
Kekecewaan inilah yang membuatnya melontarkan tuntutan paling keras, yang justru berdasar pada ucapan Noel sendiri di masa lalu.
"Noel selalu bilang kalau ada korupsi layak dihukuman mati. Sebagai sahabat ideologis, pertemuan kami karena aktivis, saya kira praktik pertama layak diberikan hukuman mati kepada Noel," tegas Saor.
Tak berhenti di situ, Saor juga mengirimkan peringatan keras kepada rekan-rekan aktivis 98 lainnya yang kini berada di lingkar kekuasaan. Ia meminta mereka untuk tidak berkomentar dan bercermin dari kasus Noel.
Baca Juga: Nasib Wamenaker Noel di Ujung Tanduk, Istana Tunggu 'Vonis' KPK
"Dan juga semua adik-adik saya aktivis 98, mendingan kau sekarang diam," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto mengonfirmasi penangkapan Immanuel Ebenezer dalam sebuah operasi senyap.
Noel ditangkap terkait kasus dugaan pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan yang sedang mengurus sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sebuah syarat wajib bagi banyak industri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Dosen Filsafat Ungkap Masalah Demokrasi di Indonesia: Dari Politik Feodal hingga Hilangnya Oposisi
-
Polda Jatim Bakal Tetapkan Tersangka Usai Evakuasi Tragedi Ponpes Al Khoziny Rampung
-
Ngaku Pendukung Jokowi, Peserta Ini Disoraki di Tengah Diskusi Demokrasi
-
Viral Pria Unboxing Gas Elpiji 3 Kg, Sebut Dioplos Air Padahal Ini Fakta Ilmiahnya
-
Berhasil Identifikasi, 17 Jasad Santri Tragedi Ponpes Al Khoziny Diserahkan ke Keluarga
-
Lewat Modul P5, Literasi Jaminan Sosial Dinilai Bisa Ditanamkan Sejak Dini
-
TPG Triwulan III 2025 Cair! Guru Jam Mengajar di Bawah 12 JP Dapat Tunjangan?
-
Ketua GIPI Kritik RUU Kepariwisataan: Pemerintah Tak Pernah Anggap Penting Pariwisata
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global