Suara.com - Pemecatan Wamenaker Immanuel Ebenezer (Noel) oleh Presiden Prabowo Subianto ternyata lebih dari sekadar penegakan hukum.
Tindakan cepat dan tegas ini dibaca oleh para pengamat sebagai sebuah "kode keras": palu godam reshuffle kabinet pertama di era Prabowo mungkin akan segera dijatuhkan.
Kejatuhan Noel bukan lagi sekadar nasib sial satu orang; ia telah menjadi momentum emas bagi Presiden Prabowo untuk melakukan "sapu bersih".
Para menteri dan wakil menteri lain yang selama ini rapornya merah kini dilaporkan "panas dingin", menanti dengan cemas apakah mereka akan menjadi korban berikutnya.
Palu Godam Jatuh: Peringatan Keras bagi Seluruh Kabinet
Gaya kepemimpinan Prabowo langsung terlihat.
Berbeda dengan proses yang terkadang memakan waktu, pemecatan Noel dilakukan dalam hitungan jam setelah ia resmi ditahan KPK.
Ini adalah sebuah pesan yang sangat jelas bagi seluruh jajaran kabinet: standar integritas kini berada di level tertinggi, dan tidak ada ruang untuk negosiasi.
Dengan satu kursi kosong, pintu untuk evaluasi total kini terbuka lebar.
Baca Juga: Berderai Air Mata Berharap Amnesti Prabowo, Tangisan Noel Dibalas Surat Pemecatan
Isu reshuffle yang sebelumnya hanya sebatas spekulasi kinerja, kini mendapatkan momentum yang tak terbantahkan.
Para menteri yang selama ini dianggap underperform atau memiliki potensi masalah integritas kini berada di bawah sorotan tajam.
Publik dan lingkaran dalam Istana kini mulai membuka kembali "rapor" para pembantu presiden. Pertanyaannya bukan lagi hanya "siapa yang bekerja?", tetapi juga "siapa lagi yang berisiko?".
Bagi seorang presiden, kasus OTT di kabinetnya adalah aib sekaligus peluang. Aib karena mencoreng citra pemerintahan, namun peluang emas untuk melakukan perombakan dengan legitimasi yang sangat kuat di mata publik.
Prabowo kini memiliki alasan yang sempurna untuk mengganti menteri yang tidak sejalan dengan visinya tanpa perlu menghadapi resistensi politik yang berarti.
"Kasus Noel memberikan 'karpet merah' bagi Presiden untuk menata ulang kabinet sesuai keinginannya. Ini adalah kesempatan untuk memasukkan orang-orang terbaik dan menyingkirkan mereka yang hanya menjadi beban," lanjut sang analis.
Tag
Berita Terkait
-
Berderai Air Mata Berharap Amnesti Prabowo, Tangisan Noel Dibalas Surat Pemecatan
-
Cuma Butuh 4 Jam, Presiden Prabowo Pecat Wamenaker Immanuel Ebenezer
-
Jejak Digital Noel: 5 Momen Viral Wamenaker Immanuel Ebenezer Sebelum Diciduk KPK
-
Presiden Prabowo Umumkan 100 Sekolah Rakyat Berdiri, Siap Tambah 65 Lagi Bulan Depan
-
Presiden Prabowo Pecat Immanuel Ebenezer dari Kursi Wamenaker
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional