Suara.com - Di tengah sorotan publik pada momen tangis Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer yang mengenakan rompi oranye KPK, ada cerita yang jauh lebih besar dan menyakitkan.
Sebuah sistem korupsi yang diduga telah memeras keringat para pekerja dan pengusaha hingga Rp81 miliar.
Kasus ini bukan hanya tentang satu pejabat yang jatuh. Ini adalah potret buram tentang bagaimana keselamatan dan kesehatan para pekerja (K3) dijadikan komoditas pemerasan oleh oknum-oknum di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Immanuel Ebenezer, yang diduga menerima aliran dana Rp3 miliar, hanyalah puncak dari gunung es kejahatan sistematis yang korbannya adalah buruh di seluruh Indonesia.
Skema Pelicin yang Menjerat Pekerja dan Pengusaha
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membongkar modus operandi yang sangat merugikan. Sertifikat K3, dokumen vital yang seharusnya menjadi jaminan perlindungan bagi pekerja, justru dijadikan alat untuk memeras.
Bayangkan Anda seorang pekerja atau manajer HRD yang membutuhkan sertifikat ini. Jalur resmi seharusnya mudah dan murah, namun yang terjadi di lapangan adalah sebuah labirin birokrasi yang sengaja diciptakan.
Biaya Resmi vs Realita Pahit
Biaya resmi pengurusan sertifikat K3 ditetapkan hanya Rp275.000 per orang. Namun, dalam praktik lancung ini, para pemohon dipaksa merogoh kocek hingga Rp6.000.000—lebih dari 20 kali lipat.
Baca Juga: Viral Momen Immanuel Ebenezer Nangis di KPK: Waktu Jadi Pejabat Gayanya Selangit
Ancaman Perlambatan
Jika menolak membayar "uang pelicin", proses pengajuan sertifikat akan sengaja diperlambat, dipersulit, bahkan diabaikan. Ini menciptakan tekanan luar biasa, terutama bagi perusahaan yang terikat tenggat waktu proyek.
Total Kerugian Fantastis
Praktik ini diduga telah berjalan mulus sejak 2019, mengumpulkan pundi-pundi haram yang totalnya diperkirakan mencapai Rp81 miliar.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menegaskan betapa mencekiknya pungutan liar ini. "Biaya pemerasan sebesar Rp6 juta bisa mencapai dua kali lipat Upah Minimum Regional (UMR) mereka," ujarnya, menyoroti betapa tidak manusiawinya praktik ini bagi para pekerja dengan upah pas-pasan.
Keselamatan Dipertaruhkan, Produktivitas Terancam
Tag
Berita Terkait
-
Viral Momen Immanuel Ebenezer Nangis di KPK: Waktu Jadi Pejabat Gayanya Selangit
-
Nangis Minta Amnesti Presiden, Padahal Immanuel Ebenezer Dulu Nyindir Prabowo Begini
-
Apa Itu Amnesti? Immanuel Ebenezer Ngarep Keringanan Hukuman dari Prabowo
-
Viral! Dedi Mulyadi Sebut Rakyat Sama Serakahnya dengan Politisi Korup
-
Dokter Tifa Semprot Rektor UGM: Jangan Jadi Badut Sirkus, Biar Jokowi Buktikan Sendiri Ijazahnya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan
-
Kementerian PU Tingkatkan Kapasitas Petugas Pelayanan Publik
-
Bukan Cuma Guru Ngaji, Ketua Kelompok Pengajian di Jember Kini Dapat Uang Insentif
-
Siswa Mengadu soal Perundungan di Sekolah, Wagub Rano Karno Janji Usut Tuntas
-
Mendagri Harap Karang Taruna Jadi Motor Penggerak Perubahan Desa
-
Tak Terima Jadi Tersangka, Kakak Hary Tanoe Kembali Ajukan Praperadilan Lawan KPK
-
Hadiri Acara 50 Tahun Kemerdekaan Republik Angola, Mendagri: Kehormatan Besar bagi Rakyat Indonesia