Ia terlihat beberapa kali mengelak dan memberikan jawaban yang dianggap tidak substansial.
Bagi publik, ini adalah bukti bahwa keberanian Sahroni hanya ada di media sosial, bukan di panggung adu gagasan.
Ia kehilangan muka dan semakin dipandang sebagai politisi yang hanya besar di sensasi, bukan isi.
3. Benteng Pertahanan Runtuh: 'Rumah' Gengsinya 'Dijarah' Netizen
"Rumah dijarah" di sini bukanlah makna sebenarnya. Ini adalah metafora untuk apa yang terjadi pada citra dan gengsi yang selama ini ia bangun.
Setelah dua blunder sebelumnya, setiap gerak-gerik Sahroni di media sosial menjadi sasaran empuk "penjarahan" oleh netizen.
Apa pun yang ia unggah—mulai dari pamer kemewahan hingga pernyataan politik—selalu disambut dengan hujatan, sindiran, dan cemoohan.
"Benteng pertahanan" citranya runtuh total. Ia tidak lagi dilihat sebagai figur inspiratif "dari Priok jadi sultan", melainkan sebagai politisi arogan yang kehilangan sentuhan dengan realitas rakyat.
Publik tak lagi segan "menjarah" kolom komentarnya dengan kritik paling pedas.
Baca Juga: Rumah Dijarah Massa, Eko Patrio dan Uya Kuya Susul Sahroni-Nafa Urbach Mundur dari DPR
4. Vonis Final: Paloh Turun Tangan, Karier Tamat Seketika
Akumulasi dari semua kontroversi ini akhirnya sampai ke meja Ketua Umum, Surya Paloh. Paloh, yang dikenal tidak suka dengan kader yang gemar membuat gaduh dan merusak citra partai, akhirnya mengambil langkah paling drastis.
Pernyataan resmi partai yang menyebut Sahroni telah "mencederai perasaan rakyat" adalah vonis terakhir. Ini adalah bukti bahwa kesabaran Paloh telah habis.
Pemecatan ini menjadi puncak dari segala blunder yang telah ia lakukan, sebuah pelajaran pahit bahwa di dunia politik, loyalitas pada partai dan empati pada rakyat adalah segalanya.
Karier yang ia bangun dengan citra kemewahan dan keberanian, harus tamat karena mulutnya sendiri.
Bagaimana menurut kalian, apakah keputusan Surya Paloh untuk menonaktifkan Ahmad Sahroni ini sudah tepat?
Share pendapatmu di kolom komentar!
Tag
Berita Terkait
-
Rumah Dijarah Massa, Eko Patrio dan Uya Kuya Susul Sahroni-Nafa Urbach Mundur dari DPR
-
Botol Diduga Miras Seharga HP Dijarah dari Rumah Sahroni, Netizen: Oalah Pantas
-
Kemal Palevi Sorot Kejanggalan Aksi Jarah Massal Rumah Pejabat: Sengaja Ditumbalin?
-
Drama Crazy Rich Priok: Usai Ogah Pulang, Ahmad Sahroni Legawa Dinonaktifkan NasDem dari DPR
-
Terungkap! Ini Kesalahan Fatal Sahroni & Nafa Urbach yang Membuat Surya Paloh Tak Beri Ampun
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
Kala Hujan Tak Lagi Jadi Berkah, Mengurai Akar Masalah Banjir Sumatra
-
Misteri Kayu Gelondongan Hanyut saat Banjir Sumatera, Mendagri Tito Siapkan Investigasi
-
Ketua MPR: Bencana Sumatera Harus Jadi Pelajaran bagi Pemangku Kebijakan Soal Lingkungan
-
Ngerinya 'Tabrakan' Siklon Senyar dan Koto, Hujan Satu Bulan Tumpah Sehari di Aceh
-
IDAI Ingatkan: Dalam Situasi Bencana, Kesehatan Fisik hingga Mental Anak Harus Jadi Prioritas
-
Perempuan yang Dorong Petugas hingga Nyaris Tersambar KRL Ternyata ODGJ
-
Saat Pesisir Tergerus, Bagaimana Karbon Biru Bisa Jadi Sumber Pemulihan dan Penghidupan Warga?
-
DPR Desak Status Bencana Nasional: Pemerintah Daerah Lumpuh, Sumatera Butuh Penanganan Total
-
442 Orang Tewas, Pemerintah Masih Enggan Naikkan Status Sumatra Jadi Bencana Nasional
-
KPK Sita Senpi dari Kontraktor Proyek Reog, Terkait Korupsi Bupati Sugiri Sancoko?