News / Nasional
Rabu, 03 September 2025 | 14:45 WIB
Ketua DPR Aceh Zulfadhli [Foto:Fazliana| MODUSACEH.CO]
Baca 10 detik
  • Zulfadhli, Ketua DPRA dari Partai Aceh, mengejutkan publik dengan secara terbuka menawarkan diri menandatangani tuntutan pemisahan Aceh dari Indonesia
  • Sebagai politisi Partai Aceh yang berakar dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Zulfadhli dikenal dekat dengan massa dan sering tampil populis.
  • Manuver Zulfadhli kini menempatkannya di posisi genting.
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Nama Zulfadhli, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) tetiba mendadak menjadi pusat perhatian nasional.

Bukan tanpa sebab, ia melakukan sebuah langkah politik yang sangat mencuri perhatian, namun belum pernah terjadi sebelumnya.

Secara proaktif, ia menawarkan diri untuk menandatangani tuntutan dari para pendemo, mengenai pemisahan Aceh dari Indonesia.

Tindakannya ini sontak mengguncang panggung politik baik di daerah maupun nasional.

Lantas, siapa sebenarnya sosok di balik manuver politik ini?

Berikut adalah 5 fakta penting yang perlu Anda ketahui tentang Zulfadhli.

1. Bukan Sekadar Setuju, Tapi Menawarkan Diri

Ini adalah fakta paling krusial yang membuat kasus ini meledak.

Saat dihadapkan pada tujuh poin tuntutan reformasi dari massa, Zulfadhli tidak hanya "menyerah" pada tekanan.

Baca Juga: Siapa Zulfadhli? Ketua DPRA yang Tawarkan Teken 'Aceh Merdeka' dalam Tuntutan Aksi

Bahkan, ia justru mengambil inisiatif.

“Atau mau tambah satu poin lagi, minta pisah aja Aceh dari pusat. Kalau ngak biar saya tambahkan dan teken,” ujarnya.

Ini menunjukkan bahwa ia bukan sekadar merespons, melainkan secara aktif mengajukan tuntutan paling ekstrem tersebut untuk menjadi bagian dari petisi resmi.

2. Berasal dari Partai yang Lahir dari Rahim GAM

Untuk memahami tindakannya, kita harus melihat latar belakang politiknya.

Zulfadhli adalah politisi dari Partai Aceh (PA).

Partai Aceh bukanlah partai nasional biasa. Partai ini adalah partai politik lokal yang merupakan transformasi langsung dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pasca, Perjanjian Damai Helsinki.

Latar belakang ini sangat penting, Zulfadhli dan partainya memiliki akar ideologis dan historis yang sangat kuat dengan semangat perjuangan kemerdekaan Aceh.

3. Seorang Politisi Populis yang Dekat dengan Massa

Zulfadhli, yang akrab disapa Abang Samalanga, dikenal sebagai politisi yang sangat memahami sentimen akar rumput di Aceh.

Tindakannya dapat dibaca sebagai manuver seorang politisi populis yang memprioritaskan suara massa di hadapannya di atas segalanya.

Ia memilih untuk berdiri bersama "rakyatnya", bahkan jika itu berarti harus berkonfrontasi langsung dengan konstitusi dan pemerintah pusat di Jakarta.

4. Pernyataannya Mengguncang Stabilitas

Aksi Zulfadhli langsung mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Indonesia.

Di saat negara sedang menghadapi krisis kepercayaan, tindakannya ini membuka kembali "kotak pandora" masa lalu.

Pemerintah pusat kini dihadapkan pada dilema yang sangat sulit yakni merespons dengan keras dan berisiko memicu konflik, atau merespons dengan lunak dan berisiko dianggap lemah.

5. Bisa Terancam Pasal Makar

Apapun motifnya, apakah ini taktik meredam massa atau keyakinan tulus?

Zulfadhli kini menempatkan dirinya dalam ancamanan hukum yang sangat serius.

Secara konstitusional, tindakannya dapat diinterpretasikan sebagai upaya makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia kini berada di posisi yang sangat genting: dielu-elukan sebagai pahlawan oleh sebagian rakyat Aceh, namun berpotensi menjadi pesakitan di mata hukum negara.

Menurut Anda, apakah langkah Ketua DPRA Zulfadhli adalah sebuah keberanian murni atau sebuah blunder politik yang sangat berisiko bagi dirinya dan masyarakatnya?

Diskusikan di kolom komentar!

Load More