- Abdul Kadir Karding resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri P2MI
- Pencopotan Karding terjadi tak lama setelah fotonya bersama Menteri Kehutanan main domino
- Karding memiliki rekam jejak panjang, mulai dari aktivis PMII di kampus, meniti karir di PKB
Suara.com - Nama Abdul Kadir Karding menjadi salah satu sorotan utama dalam perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto. Politisi senior ini harus merelakan jabatannya sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) yang kini diisi oleh Mukhtarudin.
Pencopotan Karding terjadi hanya beberapa hari setelah namanya menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pemicunya adalah sebuah foto viral yang memperlihatkan dirinya bertemu dengan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dan seorang pengusaha bernama Azis Wellang, yang disebut-sebut sebagai tersangka kasus pembalakan liar.
Menanggapi isu yang berkembang liar, Karding segera memberikan klarifikasi. Ia menegaskan tidak mengetahui latar belakang hukum Azis Wellang saat pertemuan pada 1 September 2025 itu berlangsung. Namun, setelah melakukan pengecekan, ia mendapat informasi bahwa status hukum Azis Wellang telah gugur.
“Saya tidak tahu latar belakang Azis Wellang, termasuk apa ada persoalan kasus hukum atau tidak," ucap Karding kepada wartawan, Minggu (7/9/2025).
"Namun setelah itu, saya melakukan konfirmasi dan mendapat penjelasan kalau status Azis Wellang tidak lagi berstatus tersangka pembalakan hutan, berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 13/Pid.Pra/2023/PN.Jkt.Pst dan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) an. Muhammad Aziz Wellang dari Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK) berdasarkan suratnya nomor S.01BPPHLHK-IV.SWI/PPNS/02/2025 tanggal 14 Februari 2025,” sambungnya.
Karding, yang juga menjabat sebagai Sekjen Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), menjelaskan bahwa pertemuan tersebut murni agenda silaturahmi rutin pengurus KKSS.
Terlepas dari kontroversi yang mengiringi akhir masa jabatannya, siapa sebenarnya sosok Abdul Kadir Karding?
Lahir di Sojol, Donggala, Sulawesi Tengah pada 25 Maret 1973, Abdul Kadir Karding memiliki rekam jejak panjang di dunia pergerakan dan politik nasional. Perjalanannya dimulai dari aktivis mahasiswa hingga akhirnya dipercaya menduduki kursi menteri.
Baca Juga: Siapa Calon Menkopolkam Pengganti Budi Gunawan, Nama Sjafrie Sjamsoeddin Mencuat?
Karding menempuh pendidikan tinggi di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, di mana ia meraih gelar sarjana dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan pada 1997. Jiwa aktivisnya terasah di kampus, terbukti dari jabatannya sebagai Ketua Senat Fakultas Peternakan UNDIP dan Ketua I Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Tengah. Ia kemudian melanjutkan studi magister administrasi publik di almamater yang sama dan lulus pada 2009.
Karir politiknya tumbuh dan besar bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia memulai dari level regional sebagai Sekretaris DPW PKB Jawa Tengah (1998–2001) hingga menembus level elite partai dengan menjabat Sekretaris Jenderal DPP PKB periode 2016–2019.
Pengalamannya di dunia legislatif pun tak perlu diragukan. Ia pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah sejak 1999, bahkan sempat menjabat sebagai Ketua Komisi E dan Wakil Ketua DPRD.
Pada 2009, Karding berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah VI. Selama tiga periode mengabdi sebagai wakil rakyat, ia dipercaya memegang berbagai posisi strategis, mulai dari Ketua Komisi VIII, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg), hingga Ketua Fraksi PKB di MPR.
Puncak karir politiknya tercapai pada Oktober 2024, saat Presiden Prabowo Subianto menunjuknya sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
Namun, kini posisi itu dirombak, Karding tidak lagi berada pada jajaran Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, digantikan Mukhtarudin.
Berita Terkait
-
Pahala-pahala Dito Ariotedjo ke Timnas Indonesia Selama Jadi Menpora
-
Investor Shock Sri Mulyani Dicopot, Pasar Modal RI Diwarnai Aksi Jual di Akhir Perdagangan Senin
-
Siapa Calon Menkopolkam Pengganti Budi Gunawan, Nama Sjafrie Sjamsoeddin Mencuat?
-
Istana Tegas! Sri Mulyani Bukan Mundur, Dicopot Prabowo Lewat Evaluasi Penuh Pertimbangan
-
Siapa Mukhtarudin? Menteri P2MI Pengganti Abdul Kadir Karding yang Dicopot Prabowo!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
-
Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
-
Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
-
PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja