Suara.com - Hujan lebat yang mengguyur Kota Denpasar serta beberapa wilayah di Bali pada Rabu, 10 September 2025, menimbulkan banjir besar yang berdampak luas.
Genangan air bukan hanya menutup akses jalan, tetapi juga menyeret kendaraan, merusak bangunan, hingga menyebabkan korban jiwa. Peristiwa ini menjadi salah satu banjir paling parah yang melanda Bali dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut laporan berbagai media lokal, arus deras di sejumlah sungai di Denpasar meluap hingga menghanyutkan mobil dan motor warga. Tak hanya itu, sebuah bangunan permanen di bantaran Tukad Badung ikut ambruk terbawa air, sehingga tim SAR harus turun tangan mengevakuasi warga yang terjebak. Kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum, termasuk tempat suci umat Hindu yang ada di kawasan Ubung.
Lalu, apa fakta lain yang terjadi dalam banjir Denpasar ini? Simak inilah selengkapnya.
1. Kendaraan terseret arus deras
Luapan banjir di kawasan Ubung - Peguyangan menyebabkan sejumlah kendaraan warga hanyut terbawa derasnya air. Beberapa mobil dan motor bahkan tersangkut di jembatan Gang Pudak.
Kejadian ini memperlihatkan betapa derasnya arus yang menerjang, hingga mampu menyeret benda seberat kendaraan bermotor.
2. Tempat suci ikut rusak
Banjir kali ini juga merusak Taman Beji Pura Puseh Ubung. Bangunan suci seperti bale piasan dan bale pesandekan dilaporkan hancur diterjang arus, sementara sejumlah pelinggih milik warga ikut hanyut.
Baca Juga: 8 Mobil Sedan Tapi Aman saat Banjir, Jangan Lupa Cek Ground Clearance
Hal ini menambah kesedihan masyarakat karena kerusakan bukan hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada situs keagamaan yang memiliki nilai spiritual tinggi.
3. Rumah permanen ambruk, evakuasi dilakukan tim SAR
Di bantaran Tukad Badung, tepatnya di sekitar Pasar Badung, sebuah rumah permanen tergerus air dan ambruk. Tim Basarnas bersama aparat gabungan langsung melakukan evakuasi.
Warga yang terjebak di dalam bangunan berhasil diselamatkan melalui jalur tangga darurat. Kejadian ini menunjukkan bahwa bangunan kokoh sekalipun tidak selalu mampu bertahan menghadapi derasnya banjir.
4. Dua korban jiwa akibat banjir
Banjir di Bali tahun ini menelan dua korban jiwa.
Seorang perempuan hamil berusia 23 tahun ditemukan meninggal dunia setelah terseret banjir di Jembrana. Jenazahnya ditemukan tidak jauh dari lokasi ia hilang.
Seorang pria bernama Komang Oka dilaporkan meninggal karena tersengat listrik ketika membuka pagar rumahnya yang sudah tergenang air.
Dua kasus berbeda ini menunjukkan betapa luasnya risiko saat banjir, bukan hanya hanyut terseret arus, tetapi juga ancaman dari jaringan listrik.
5. Aktivitas masyarakat lumpuh
Hujan deras sejak malam hingga dini hari membuat genangan meluas ke berbagai wilayah. Sejumlah jalan utama tergenang, termasuk jalur penghubung Denpasar-Gilimanuk.
Akibatnya, arus lalu lintas terganggu dan menimbulkan kemacetan panjang. Aktivitas masyarakat pun lumpuh karena sulitnya akses transportasi dan adanya wilayah yang tidak bisa dilalui kendaraan.
Banjir besar yang melanda Denpasar dan sekitarnya menjadi peringatan serius bagi masyarakat Bali. Selain menelan korban jiwa, peristiwa ini juga mengakibatkan kerusakan kendaraan, rumah, bahkan tempat ibadah. Kehadiran tim SAR sangat membantu dalam upaya penyelamatan, namun bencana ini tetap menyisakan duka mendalam.
Peristiwa 10 September 2025 ini menunjukkan bahwa fenomena cuaca ekstrem semakin sulit diprediksi dan dampaknya semakin besar. Oleh karena itu, kesiapsiagaan warga, perbaikan sistem drainase, serta kesadaran terhadap bahaya listrik dan bangunan di bantaran sungai menjadi hal yang harus diperhatikan.
Tim SAR Bali pun menghimbau agar warga berhati-hati dan tetap melapor jika ada warga yang terjebak banjir agar bisa segera dievakuasi.
Kontributor : Dea Nabila
Tag
Berita Terkait
-
Banjir Bali, Nana Mirdad Sedih Jasad Anjing Kesayangan Ikut Terbawa Arus
-
Terdampak Proyek Drainase, Pasar Cipulir Tergenang
-
Terdampak Proyek Drainase, Pasar Cipulir Tergenang
-
Transformasi Gaya Main Bali United di Bawah Johnny Jansen Dipuji Pemain
-
Bagaimana IoT Bisa Selamatkan Warga dari Risiko Banjir? Begini Penjelasannya
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
Terkini
-
Siapa Charlie Kirk: Loyalis Donald Trump yang Tewas Ditembak saat Acara Kampus
-
Waspada Cuaca Kamis Ini! BMKG: Hujan Petir Mengintai Jakarta, Mayoritas Kota Besar Basah
-
Kompolnas di Kasus Affan Dikritisi, Alih Lakukan Pengawasan, Malah jadi Jubir dan Pengacara Polisi!
-
IPA Pesanggarahan Resmi Beroperasi, Sambungkan Layanan Air Bersih ke 45 Ribu Pelanggan Baru
-
17+8 Tuntutan Rakyat Jadi Sorotan ISI : Kekecewaaan Masyarakat Memuncak!
-
BNPB Ungkap Dampak Banjir Bali: 9 Meninggal, 2 Hilang, Ratusan Mengungsi
-
Usai Dicopot Prabowo, Benarkah Sri Mulyani Adalah Menteri Keuangan Terlama?
-
Inikah Ucapan yang Bikin Keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati Mundur dari Senayan?
-
Suciwati: Penangkapan Delpedro Bagian dari Pengalihan Isu dan Bukti Rezim Takut Kritik
-
Viral Pagar Beton di Cilincing Halangi Nelayan, Pemprov DKI: Itu Izin Pemerintah Pusat