Suara.com - Indonesia tengah berpacu dengan waktu untuk memenuhi target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Namun, tantangan transisi energi bukan hanya soal teknologi, melainkan juga soal keadilan. Bagaimana memastikan masyarakat di seluruh pelosok negeri tidak hanya menjadi pengguna, tapi juga bagian dari solusi?
Pertanyaan ini mengemuka dalam Indonesia Solar Summit (ISS) 2025 di Jakarta, yang mengangkat tema “Solarizing Indonesia: Powering Equity, Economy, and Climate Action”.
Energi surya kini dipandang bukan sekadar sumber listrik, melainkan pintu masuk menuju ekonomi hijau. Pemerintah menargetkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mencapai 108,7 GW pada 2060.
Bahkan Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan komitmen untuk membangun 100 GW PLTS, dengan 80 GW tersebar di berbagai wilayah dan 20 GW dalam bentuk terpusat. Di tengah krisis iklim dan ketergantungan pada energi fosil, langkah ini dianggap revolusioner.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi, menekankan pentingnya PLTS bukan hanya di sektor kelistrikan, tapi juga dalam aktivitas produktif masyarakat: dari irigasi pertanian, pariwisata, hingga layanan kesehatan di desa.
“Potensi energi surya di Indonesia hampir mencapai 3.200 GW. Jika dikelola dengan baik, ia bisa menjadi motor transisi energi sekaligus mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” ujarnya.
Namun, jalan menuju ekonomi surya tidak bebas hambatan. Fabby Tumiwa, CEO Institute for Essential Services Reform (IESR), menyoroti regulasi yang rumit, akses pendanaan yang terbatas, hingga infrastruktur jaringan listrik yang belum siap.
Subsidi energi fosil membuat listrik dari pembangkit konvensional tampak lebih murah, sehingga menciptakan persaingan tidak adil untuk PLTS.
Baca Juga: Revolusi Energi di Industri Perikanan: DSFI Jadi Pionir dengan PLTS Atap, Emisi Karbon Turun Drastis
“Solusinya ada pada modernisasi jaringan listrik, pembangunan smart grid, dan integrasi teknologi penyimpanan energi,” kata Fabby. Ia menambahkan, komitmen membangun 100 GW PLTS hanya akan berhasil bila melibatkan komunitas lokal: mulai dari perencanaan yang transparan, pemberdayaan tenaga kerja lokal, hingga model PLTS skala kecil yang terjangkau.
ISS 2025 juga menjadi momentum lahirnya inisiatif Solar Archipelago, sebuah komitmen kolektif dari pemerintah daerah, sektor bisnis, dan komunitas untuk menjadikan energi surya motor pemerataan energi dan keadilan iklim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Stop Tahan Ijazah! Ombudsman Paksa Sekolah di Sumbar Serahkan 3.327 Ijazah Siswa
-
10 Gedung di Jakarta Kena SP1 Buntut Kebakaran Maut Terra Drone, Lokasinya Dirahasiakan
-
Misteri OTT KPK Kalsel: Sejumlah Orang Masih 'Dikunci' di Polres, Isu Jaksa Terseret Menguat
-
Ruang Kerja Bupati Disegel, Ini 5 Fakta Terkini OTT KPK di Bekasi yang Gegerkan Publik
-
KPK Benarkan OTT di Kalimantan Selatan, Enam Orang Langsung Diangkut
-
Mendagri Tito Dampingi Presiden Tinjau Sejumlah Titik Wilayah Terdampak Bencana di Sumbar
-
Pramono Anung: 10 Gedung di Jakarta Tidak Memenuhi Syarat Keamanan
-
Ditantang Megawati Sumbang Rp2 Miliar untuk Korban Banjir Sumatra, Pramono Anung: Samina wa Athona
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
OTT KPK: Ruang Kerja Bupati Bekasi Disegel, Penyelidikan Masih Berlangsung