- Kebijakan rektorat UI di bawah pimpinan Heri Hermansyah menuai kritik karena mengembalikan Biaya Iuran Pengembangan Institusi (IPI) bagi mahasiswa jalur mandiri.
- Pengembalian IPI dinilai tidak transparan dan berpotensi menghambat calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
- Kebijakan lain yang memicu kontroversi adalah mengundang akademisi pro-Israel sebagai pembicara, yang dianggap tidak sejalan dengan sentimen mayoritas masyarakat Indonesia yang mendukung Palestina.
Suara.com - Universitas Indonesia (UI) adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Namun, beberapa kebijakan rektorat UI di bawah kepemimpinan Heri Hermansyah baru-baru ini menuai kritik pedas dari berbagai pihak.
Dua isu besar yang menjadi sorotan adalah pengembalian Biaya Iuran Pengembangan Institusi (IPI) untuk mahasiswa jalur mandiri dan keputusan mengundang seorang akademisi pro-Israel sebagai pembicara.
Kebijakan IPI untuk Jalur Mandiri
Pada pertengahan tahun 2025, UI mengeluarkan Surat Keputusan (SK) terkait Biaya Pendidikan 2025 yang kembali mencantumkan IPI untuk mahasiswa jalur mandiri, seperti PPKB dan SIMAK UI. Padahal, pada tahun sebelumnya kebijakan ini sempat ditiadakan.
Keputusan ini langsung memicu gelombang protes. Banyak calon mahasiswa dan mahasiswa UI merasa khawatir.
Pihak terkait berpendapat bahwa biaya IPI, yang terbilang besar, akan menghambat calon mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk bisa kuliah di UI.
Isu ini pun ramai diperbincangkan di media sosial, di mana banyak calon mahasiswa mengaku mengurungkan niatnya untuk mendaftar karena khawatir tidak sanggup membayar IPI.
Rektor UI, Heri Hermansyah, mencoba memberikan penjelasan.
Menurutnya, pengembalian IPI ini terpaksa dilakukan karena anggaran operasional dari pemerintah hanya mencakup sekitar 20% dari total kebutuhan universitas.
Baca Juga: Tolak Janji Seremonial, Mahasiswa di DPR Desak Tuntutan 17+8 Dipenuhi Substantif
Heri juga menjanjikan bahwa besaran UKT dan IPI akan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing mahasiswa.
Namun, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya meredakan kekhawatiran. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran UI, melalui akun media sosialnya, mengungkapkan bahwa ada beberapa program studi dengan biaya IPI yang bisa mencapai enam kali lipat dari UKT tertinggi.
Selain itu, mereka juga mengkritik tidak adanya pengumuman resmi atau penjelasan yang transparan dari pihak rektorat mengenai alasan mendesak di balik kebijakan ini.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan mahasiswa dan publik tentang transparansi dan keadilan dalam pengelolaan keuangan universitas.
Mengundang Akademisi Pro-Israel
Selain masalah biaya pendidikan, kebijakan lain yang mengundang kontroversi adalah keputusan UI untuk mengundang Peter Berkowitz sebagai pembicara pada acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025.
Berita Terkait
-
Kompak di Wisuda FKUI, Momen Sri Mulyani dan Retno Marsudi Rayakan Putra Jadi Dokter Spesialis Top!
-
Viral Rektor UI Diteriaki 'Zionis', Buntut Undang Pembela Genosida Israel?
-
Duduk Perkara Rektor UI Disoraki 'Zionis' di Acara Wisuda, Gegara Undang Tokoh Pro-Israel?
-
Latar Belakang Pendidikan Rektor UI Heri Hermansyah, Ramai Diteriaki 'Zionis' saat Acara Wisuda
-
Ekonom UI Kritik Rencana Suntikan Rp200 T ke Bank: Salah Sasaran, Masalahnya Lemahnya Permintaan
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar
-
Jurus Prabowo Setop Wisata Bencana: Siapa Pejabat yang Disentil dan Mengapa Ini Terjadi?