- DPR inisiasi “One Map Indonesia” untuk atasi konflik agraria
- NTP dan NTN kini jadi indikator resmi dalam APBN
- DPR dorong Hari Tani Nasional jadi agenda kenegaraan
Suara.com - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, mengungkapkan dua langkah yang diambil legislatif untuk mengatasi akar permasalah agraria dan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Langkah tersebut adalah kebijakan “One Map Indonesia”, yaitu data yang tumpang tindih disatukan dan secara resmi memasukkan Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) serta Nilai Tukar Nelayan (NTN) ke dalam Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kami akan menginisiasi ‘One Map Indonesia’, supaya tidak kementerian agraria punya data, kementerian kehutanan punya data, dan kementerian pertanian punya data. Kita akan satukan data peta ini," ujarnya, dalam pidato di acara perayaan Hari Tani Nasional 2025, Rabu (24/9/2025).
Adapun langkah tersebut dilakukan untuk mengakhiri kekacauan pada data yang ia nilai menjadi penghambat dalam redistribusi lahan dan penyelesaian konflik agraria.
Selain penataan data, Wakil Ketua DPR RI itu menegaskan bahwa negara kini menjadikan kesejahteraan petani sebagai indikator keberhasilan pembangunan.
DPR, ujar Cucun, telah memasukkan NTP dan NTN sebagai indikator resmi dalam APBN.
“Pada hari ini, kami DPR sudah memasukkan indikator. Dulu dalam APBN itu, arsitekturnya tidak pernah memasukkan Nilai Tukar Petani, Nilai Tukar Nelayan,” jelasnya.
Menurut dia, semua ini dengan maksud agar negara dapat hadir, sejauh mana NTP dan NTN dikonversi dengan kesejahteraan para petani dan nelayannya, setelah dimasukkan kedalam indikator.
Selanjutnya, Cucun mengungkap data yang mengkhawatirkan, dimana NTP sektor tanaman pangan saat ini baru mencapai angka 103, jauh di bawah asumsi APBN yang menargetkan 123,57, dan di NTN yang baru mencapai angka 101.
Baca Juga: DPR Tunggu Hasil Komisi Reformasi, Substansi RUU Polri Belum Final
“Ini menunjukkan adanya ketimpangan,” tambahnya, di Aula Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat.
Di akhir pidatonya dalam acara peringatan Hari Tani Nasional 2025, bertajuk “Dari Penguasaan Menuju Kemakmuran: Wujudkan Pasal 33 untuk Rakyat”, ia kemudian menyerukan akan memperjuangkan agar Hari Tani Nasional, menjadi agenda resmi kenegaraan.
"Secara agenda kenegaraan, baru ada Hari Agraria. Dari Gedung Raden Saleh ini, kita akan perjuangkan agar ada Hari Tani Nasional secara resmi," seru Cucun, menutup pidatonya.
Reporter : Nur Saylil Inayah
Berita Terkait
-
APBN 2026 Disahkan, Jadi 'Senjata' Pertama Pemerintahan Prabowo
-
Haidar Alwi: Dasco Jalankan Politik seperti Gajah Mada saat Gejolak Akhir Agustus
-
Momen Menkeu Tantang Banggar DPR Tambah Jatah Bansos: Gak Berani Rupanya
-
DPR RI Terima Surpres Revisi UU, Sinyal Peleburan Kementerian BUMN ke Danantara Menguat
-
DPR RI Terima Surpres Revisi UU, Sinyal Peleburan Kementerian BUMN ke Danantara Menguat
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
Terkini
-
Presiden Prabowo Telepon Hotman di Hari Natal, Puji Buka Lapangan Kerja: Hebat Kau!
-
Sama-sama 'Somali' Beda Nasib: Di Mana Letak Somaliland dan Apa Bedanya dengan Somalia?
-
Israel Jadi Negara Pertama di Dunia Akui Kemerdekaan Somaliland, Dunia Arab Murka
-
Koalisi Sipil Kecam Represi TNI di Aceh: Dalih Bendera Bulan Sabit Dinilai Buka Luka Lama Konflik
-
Nyalip Tak Hati-hati, Calya Disopiri Mahasiswa Myanmar Seruduk Minitrans di Duren Tiga
-
Derita WNI Hamil 6 Bulan di Kamboja, Lolos dari Siksaan Sindikat Judi Online
-
Benyamin Davnie: Krisis Sampah Tangsel Momentum Transisi Menuju Teknologi PSEL
-
Kajari Purwakarta Bantah Isu Hoaks Dugaan OTT Jaksa oleh Kejagung
-
Gempa M5,6 Guncang Pesisir Bengkulu, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
-
Arus Balik Natal 2025 Mulai Terlihat di Stasiun Senen