News / Nasional
Jum'at, 26 September 2025 | 15:05 WIB
Panggung acara Maulid Nabi Muhammad dinodai dengan para penari Dolalak (Instagram)
Baca 10 detik
  • Video tarian Dolalak di acara Maulid Nabi 2025 viral, menuai kecaman karena dianggap tak pantas dan mencoreng kesucian perayaan.

  • Warganet ramai mengkritik penampilan penari dengan kostum terbuka dan keikutsertaan pria berjoget di atas panggung.

  • Peristiwa ini memicu debat soal batas ekspresi budaya versus penghormatan nilai agama dalam acara sakral.

Suara.com - Jagat maya kembali dihebohkan oleh sebuah video viral yang menampilkan pemandangan tak biasa di atas panggung acara keagamaan.

Sebuah perayaan yang seharusnya khidmat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW berubah menjadi arena perdebatan sengit setelah diisi dengan penampilan tarian Dolalak yang dinilai tidak pantas oleh sebagian besar warganet.

Dalam video yang beredar luas, tampak sebuah panggung dengan spanduk besar bertuliskan "Pengajian Umum Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad Tahun 2025 Masehi".

Namun, alih-alih diisi dengan ceramah atau lantunan salawat yang syahdu, panggung tersebut justru diramaikan oleh sekelompok penari wanita yang mengenakan kostum berwarna cerah dan cukup terbuka.

Para penari yang disebut sebagai penari Dolalak itu tampak asyik berjoget dengan gerakan energik diiringi musik yang hingar bingar.

Suasana semakin riuh ketika beberapa pria, termasuk seorang yang mengenakan seragam loreng TNI, ikut naik ke panggung dan berjoget bersama para penari.

Pemandangan ini sontak memicu reaksi keras dari publik yang menyaksikannya.

Bagi banyak warganet, pertunjukan tersebut dianggap telah mencoreng kesucian acara Maulid Nabi.

Kolom komentar di berbagai platform media sosial pun dibanjiri kecaman dan kritik pedas.

Baca Juga: Sempat Marah-Marah, Perseteruan Lucinta Luna dan Traveloka Berujung Manis

Warganet menilai tarian dan pakaian para penari sama sekali tidak mencerminkan adab dan esensi dari sebuah perayaan hari besar Islam.

"Ini mah jatuhnya penghinaan sekarang apa-apa dijogetin nggak tahu tempat," tulis seorang pengguna media sosial dengan nada geram.

Kritik serupa juga datang dari warganet lain yang mempertanyakan kelayakan acara tersebut.

Panggung acara Maulid Nabi Muhammad dinodai dengan para penari Dolalak (Instagram)

"Ini termasuk pencemaran nggak?," tanyanya.

Perdebatan bahkan merambah ke ranah teologis.

"Sudah dibilang bid'ah malah ngatain wahabi, itulah sebabnya bid'ah dilarang karena bid'ah tidak memiliki batas sampai mana semua hal bisa dilakukan dalam bid'ah," terang seorang warganet, menyoroti bahaya inovasi dalam ibadah yang dianggap bisa melenceng jauh dari ajaran asli.

Di sisi lain, muncul pula pandangan yang mencoba melihat fenomena ini dari kacamata budaya.

Beberapa pihak berpendapat bahwa ini adalah upaya untuk memadukan tradisi seni lokal, dalam hal ini tarian Dolalak, dengan perayaan keagamaan.

Namun, argumen ini dimentahkan oleh mayoritas yang merasa bahwa akulturasi budaya seharusnya tetap memperhatikan batas-batas kepantasan, terutama dalam konteks acara sakral.

Load More