News / Nasional
Senin, 29 September 2025 | 14:49 WIB
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution
Baca 10 detik
  • Aksi Gubernur Sumut Bobby Nasution dan jajarannya memberhentikan truk pelat BL (Aceh) dan meminta untuk diganti ke pelat BK (Sumut) menjadi viral di media sosial
  • Alasan utama di balik kebijakan ini adalah untuk memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumut dari sektor pajak kendaraan bermotor yang potensinya mencapai Rp1,7 triliun
  • Langkah tersebut menuai kritik keras dari Anggota DPD RI asal Aceh yang menilainya sebagai tindakan emosional, tendensius

Suara.com - Jagat media sosial dihebohkan dengan aksi Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, bersama jajarannya yang secara terang-terangan memberhentikan truk berpelat nomor BL (Aceh) dan meminta agar pelatnya segera diganti menjadi BK (Sumatera Utara).

Aksi yang terekam dalam video dan viral ini sontak memicu perdebatan panas, menyorot kebijakan Pemprov Sumut yang dinilai kontroversial dalam upaya mengejar Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dalam video yang beredar luas, rombongan Bobby Nasution terlihat mencegat sebuah truk pelat BL. Asisten Administrasi Umum Pemprov Sumut, Muhammad Suib, yang turut dalam rombongan, secara lugas menjelaskan alasan di balik tindakan tersebut.

Menurutnya, semua kendaraan yang mencari nafkah dan beroperasi di wilayah Sumut wajib menggunakan pelat lokal untuk mendongkrak PAD dari sektor pajak kendaraan.

"Seluruh kendaraan yang beroperasi di Sumatera Utara, dan berusaha di Sumatera Utara, berharap bahwa semua pelat kendaraannya hendaknya pelat kendaraan Sumatera Utara agar pajak kendaraannya menjadi penyumbang PAD Sumatera Utara," kata Muhammad Suib dalam keterangannya, dikutip Senin (29/9/2025).

Pemprov Sumut beralasan, banyak kendaraan milik perusahaan yang berbasis di Sumut namun masih menggunakan pelat dari luar daerah. Hal ini dianggap sebagai kebocoran potensi pendapatan yang nilainya tidak sedikit.

"Perlu diketahui bahwa pajak kendaraan bermotor sebagai salah satu sumber pendapatan primadona Sumatera Utara sekitar lebih kurang Rp 1,7 triliun. Oleh karena itu, semua pengusaha kami imbau yang pelatnya luar dari Sumatera Utara berharap bisa berpelat Sumatera Utara dengan untuk pembangunan Sumatera Utara," ujar Suib.

Suasana dalam video semakin tegang saat Bobby Nasution sendiri ikut berbicara langsung kepada sopir truk. Dengan nada tegas, menantu Joko Widodo (Jokowi) itu menitipkan pesan menohok untuk atasan sang sopir, mengisyaratkan bahwa kebijakan ini bukanlah main-main.

"Biar bosmu tahu, kalau nggak nanti bosmu nggak tahu," kata Bobby, seperti dikutip pada Minggu (28/9).

Baca Juga: Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok

Namun, aksi "razia" ini langsung menuai kritik pedas, salah satunya datang dari Anggota DPD RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma. Ia menilai langkah yang diambil Bobby Nasution terkesan emosional, tendensius, dan tidak melalui prosedur yang semestinya.

Menurutnya, kebijakan sebesar ini seharusnya diawali dengan koordinasi antar pemerintah daerah dan sosialisasi yang masif.

"Perlu proses sosialisasi yang intensif sebelum diterapkan maksimal sehingga tidak memicu sentimen serta mengganggu keharmonisan antar daerah bertetangga. Saya rasa kebijakan tersebut tendensius dan grusa-grusu," tegas Haji Uma dalam keterangannya.

Ia menyayangkan cara-cara yang dinilai arogan dan berpotensi merusak hubungan harmonis antara masyarakat Aceh dan Sumatera Utara yang telah terjalin lama.

Alih-alih melakukan pencegatan di jalan, Pemprov Sumut disarankan untuk menempuh jalur komunikasi yang lebih elegan dan prosedural.

Load More