-
Dua cucu Mahfud MD termasuk dalam 1.000 siswa yang mengalami keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yogyakarta.
-
Hasil laboratorium menunjukkan kontaminasi bakteri pada makanan MBG, diduga akibat pengelolaan dapur yang tidak higienis dan distribusi yang tidak sesuai standar.
-
Pemerintah daerah dan Badan Gizi Nasional berjanji akan memperketat pengawasan serta memperbaiki sistem dapur MBG agar kejadian serupa tidak terulang.
Suara.com - Dua cucu mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) Mahfud MD, rupanya menjadi salah satu korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yogyakarta.
Dalam siniarnya baru-baru ini, Mahfud MD menceritakan bagaimana kedua cucu dan teman sekelasnya muntah-muntah setelah mengonsumsi MBG.
"Cucu saya juga keracunan MBG di Jogja. Cucu ponakan ya. Saya punya keponakan, keponakan saya punya anak namanya Ikhsan. Makan Bergizi Gratis, lalu satu kelas itu 8 orang langsung muntah-muntah," kata Mahfud MD, dikutip pada Rabu (10/1/2025).
Sebanyak 8 siswa, termasuk dua cucunya, langsung dilarikan ke rumah sakit. Setelah mendapat penanganan, tujuh siswa diperbolehkan pulang, sementara satu cucunya tetap dirawat selama empat hari.
"Nah, yang enam dan kakaknya, kakak yang masih dirawat di rumah sakit itu habis muntah-muntah sehari, disuruh pulang, bisa dirawat di rumah. Tapi yang ini sampai 4 hari di rumah sakit," sambungnya.
Mahfud MD menjelaskan ulang, "Dua bersaudara, beda kelas, di sekolah yang sama. Dirawat sampai kemarin saya di Jogja. Sekarang, mungkin hari ini sudah keluar."
Menurut Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) itu, keracunana MBG memang sudah menjadi isu nasional dan membutuhkan investigasi khusus untuk mengetahui akar masalahnya.
"Memang itu menjadi isu nasional meskipun betul, itu cuma 0,0017 persen dari segi total. Tapi kan, juga jutaan pesawat terbang di dunia ini, lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja tidak sampai 0,001 persen orang sudah ribut karena itu menyangkut nyawa. Jadi bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi masalahnya," pungkasnya.
Hampir 1000 Orang Jadi Korban Keracunan MBG di Jogja
Baca Juga: Dua Cucu Mahfud MD Tumbang Keracunan MBG, Satu Dilarikan ke RS 4 Hari
Kasus keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yogyakarta menjadi sorotan nasional setelah hampir 1.000 siswa mengalami gejala keracunan dalam kurun waktu satu bulan, tepatnya pada Juli hingga Agustus 2025.
Kronologi dan Lokasi Kejadian
1. Kulon Progo (30 Juli 2025): Sebanyak 497 siswa dari dua SD dan dua SMP mengalami gejala seperti muntah, diare, dan sakit perut setelah menyantap makanan MBG. Satu siswa sempat dirawat inap di RSUD Wates.
2. Sleman (13 Agustus 2025): Sebanyak 379 siswa dari empat SMP di Kapanewon Mlati mengalami keracunan usai mengonsumsi menu MBG, diduga berupa rawon. Hasil lab menunjukkan kontaminasi bakteri Escherichia coli, Clostridium, dan Staphylococcus. 18 siswa dirawat inap.
3. Sleman (27 Agustus 2025): Di SMP Negeri 3 Berbah, 137 siswa dan beberapa guru mengalami gejala serupa. Dua siswa dirujuk ke puskesmas, namun tidak ada yang dirawat inap.
Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri pada makanan, muntahan, dan feses siswa. Diduga kuat penyebabnya adalah pengelolaan makanan yang tidak higienis, penyimpanan terlalu lama, dan proses distribusi yang tidak sesuai standar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Sejarah Lambang Kakbah di Logo PPP, Muncul Wacana Mau Diganti
-
Krisis Keracunan MBG, Ahli Gizi Ungkap 'Cacat Fatal' di Dalam Struktur BGN
-
5 Kejanggalan Bangunan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Roboh Timpa 100 Santri yang Sedang Salat
-
Bumerang buat Prabowo? Legislator NasDem Usul Diksi 'Gratis' dalam MBG Dihapus: Konotasinya Negatif!
-
Sebulan Hilang Usai Aksi 'Agustus Kelabu', KontraS Desak Polda Metro Serius Cari Reno dan Farhan!
-
Momen Menkeu Purbaya Ancam Pertamina Malas Bikin Kilang Baru: Males-malesan, Saya Ganti Dirutnya
-
Sosok Meta Ayu Puspitantri Istri Arya Daru: Keberatan Kondom Jadi Barang Bukti Kematian Suami
-
Gubernur Ahmad Luthfi Minta Organisasi Tani Ikut Atasi Kemiskinan
-
Bernasib Tragis saat Rumah Ditinggal Pemiliknya, 4 Anak Ini Tewas Terbakar!
-
Naturalisasi Atlet Timnas Secepat Kilat, Kenapa Anak Keturunan WNI Malah Terancam Jadi Stateless?