- Mantan Direktur Utama PT PGN, Hendi Prio Santoso, resmi ditahan KPK sebagai tersangka ketiga
- Hendi Prio Santoso diduga menerima commitment fee sebesar SG$ 500.000 untuk memuluskan proyek pembelian gas
- Berdasarkan audit investigatif BPK, tindakan korupsi melibatkan para petinggi PGN dan PT IAE
Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menjebloskan nama besar dalam pusaran skandal korupsi jual beli gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Mantan Direktur Utama PGN periode 2008-2017, Hendi Prio Santoso (HPS), resmi mengenakan rompi oranye tahanan setelah ditetapkan sebagai tersangka ketiga dalam kasus yang merugikan negara belasan juta dolar AS.
Penahanan ini menjadi puncak dari penyidikan panjang KPK yang sebelumnya telah menyeret dua petinggi lainnya, yakni Komisaris PT Inti Alasindo Energy (IAE) Iswan Ibrahim dan Direktur Komersial PT PGN Danny Praditya, yang sudah lebih dulu ditahan pada 11 April 2025.
"KPK selanjutnya melakukan penahanan untuk 20 hari pertama (untuk HPS) terhitung sejak 1-20 Oktober 2025. Penahanan dilakukan di Rutan Cabang KPK Merah Putih," ujar Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025).
Asep Guntur membeberkan secara rinci konstruksi perkara yang menjerat Hendi. Skandal ini berawal sekitar tahun 2017 ketika PT IAE, sebuah perusahaan distribusi gas di Jawa Timur, mengalami krisis keuangan. Untuk menyelamatkan perusahaan, Komisaris PT IAE, Iswan Ibrahim, mendekati PGN untuk mengatur kerja sama jual beli gas dengan skema pembayaran di muka (advance payment) senilai US$ 15 juta.
Di sinilah peran Hendi Prio Santoso sebagai orang nomor satu di PGN saat itu menjadi sentral. Melalui koneksi, sebuah pertemuan diatur untuk "mengondisikan" agar PGN menyetujui pembelian gas dari PT IAE, meskipun rencana tersebut sama sekali tidak ada dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) PGN yang sudah disahkan.
"Berdasarkan kedekatan Sdr HPS dan Sdr YG, mereka bertemu dengan Sdr AS untuk melakukan pengondisian terkait persetujuan pembelian gas bumi oleh PT PGN dari PT IAE," tutur Asep.
Setelah pertemuan lobi tersebut, kesepakatan haram itu pun terjalin. Sebagai pelicin, Arso Sadewo, pemilik saham mayoritas PT IAE, diduga memberikan commitment fee sebesar SG$ 500.000 (setara miliaran rupiah) kepada Hendi Prio Santoso di kantornya di Jakarta.
Aliran uang panas itu tidak berhenti di Hendi. KPK mengungkap bahwa sebagian dari uang tersebut mengalir ke pihak lain sebagai imbalan.
"Lalu, atas komitmen fee tersebut, Sdr HPS memberikan sebagian uang, sejumlah US$ 10.000, kepada Sdr YG sebagai imbalan karena telah diperkenalkan kepada Sdr AS," pungkas Asep.
Baca Juga: KPK Panggil Eks Dirut PGN untuk Kasus Korupsi Jual Beli Gas
Sebelum ditahan, Hendi Prio Santoso, yang juga sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), telah diperiksa intensif oleh KPK. Pemeriksaan tersebut fokus pada perannya saat memimpin PGN ketika transaksi janggal itu terjadi.
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), persekongkolan ini mengakibatkan kerugian negara yang sangat besar, mencapai US$ 15 juta, atau setara dengan nilai uang muka yang dibayarkan PGN kepada PT IAE.
Berita Terkait
-
KPK Panggil Eks Dirut PGN untuk Kasus Korupsi Jual Beli Gas
-
Bikin Melongo! Penampakan 32 Kendaraan Mewah Terkait Kasus Noel saat Dipindahkan KPK ke Rupbasan
-
KPK Ungkap Pengembalian Dana Haji Ilegal! Siapa Saja yang Sudah Mengaku?
-
Bukan Sekadar Sitaan Biasa: Alasan KPK 'Selamatkan' Mercy Warisan BJ Habibie
-
Uang Cicilan Rp 1,3 Miliar Disita KPK, Mercy BJ Habibie Batal Jadi Milik Ridwan Kamil
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Tak Mau Renovasi! Ahmad Sahroni Pilih Robohkan Rumah Usai Dijarah Massa, Kenapa?
-
Borobudur Marathon 2025 Diikuti Peserta dari 38 Negara, Perputaran Ekonomi Diprediksi Di Atas Rp73 M
-
Langsung Ditangkap Polisi! Ini Tampang Pelaku yang Diduga Siksa dan Jadikan Pacar Komplotan Kriminal
-
Transfer Pusat Dipangkas, Pemkab Jember Andalkan PAD Untuk Kemandirian Fiskal
-
Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Dipindah Kamar, Polisi Segera Periksa Begitu Kondisi Pulih
-
Robohkan Rumah yang Dijarah hingga Rata Dengan Tanah, Ahmad Sahroni Sempat Ungkap Alasannya
-
Jelang Musda, Rizki Faisal Didukung Kader Hingga Ormas Pimpin Golkar Kepri
-
Hakim PN Palembang Raden Zaenal Arief Meninggal di Indekos, Kenapa?
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
MUI Tegaskan Domino Halal Selama Tanpa Unsur Perjudian