- Radjasa membenarkan bahwa pertemuan Ba’asyir dengan mantan Presiden Jokowi, merupakan inisiatif dari Ba’asyir.
- Ia mengatakan kedatangan ini bertujuan untuk menegur Jokowi, bukan untuk memberikan dukungan.
- Radjasa mengungkap dugaan adanya kesengajaan dari pihak Jokowi.
Suara.com - Mantan Anggota Badan Intelijen Negara (BIN), Kolonel Inf (purn) Sri Radjasa Chandra, mengatakan pertemuan antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, sengaja direkayasa pihak Jokowi untuk mendapatkan dukungan kultural dan memperbaiki citra.
Melalui podcast kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP, Radjasa membenarkan bahwa pertemuan Ba’asyir dengan mantan Presiden Jokowi, merupakan inisiatif dari Ba’asyir.
“Memang benar kedatangan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu atas inisiatif Abu Bakar Ba’asyir,” jelas Radjasa.
Adapun kedatangan ini bertujuan untuk menegur Jokowi, bukan untuk memberikan dukungan.
“Dia (Ba’asyir) melihat bahwa ada yang melampaui batas, yang dilakukan oleh Jokowi, sebagai ulama dia berkewajiban untuk menegur,” tegas Radjasa, dikutip Jumat (10/10/2025).
Namun, Radjasa mengungkap dugaan adanya kesengajaan dari pihak Jokowi, merekayasa pertemuan tersebut, untuk membangun narasi yang berbeda.
Menurut informasi yang ia terima, Ba’asyir yang datang pada waktu itu, sempat diminta untuk menunggu oleh staf Jokowi, dengan dalih bahwa Presiden ke-7 sedang tidak berada di rumah.
“Informasi yang saya dapat, dia (Jokowi) ada di rumah, cuma dia minta waktu sampai jam 1 agar mendesain pertemuan ini untuk kepentingan Jokowi, untuk kepentingan media,” papar Radjasa, mengungkap fakta sebaliknya, mengenai keberadaan sang mantan presiden.
Akibatnya, dengan gaya yang didramatisir, ujar Radjasa, Jokowi berhasil membentuk narasi yang terkesan bahwa kedatangan Ba’asyir, pertanda adanya sebuah dukungan dan sandaran kultural.
Baca Juga: Sambangi Makam Keluarga Jokowi: Refly dan Dokter Tifa Ungkap Kejanggalan Silsilah Keluarga Presiden
“Sehingga terkesan ada sandaran kultural yang diberikan kepada Jokowi, di tengah dia sedang kehilangan dukungan dari kelompok politik yang formal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Radjasa menggunakan istilah “ulama trafficking” untuk menggambarkan bagaimana Jokowi seolah-olah “menjual” figur ulama dengan fabrikasi narasi tersebut.
“Itu teguran. Kemudian difabrikasi lah pertemuan itu seakan-akan kedatangan Abu Bakar Ba’asyir semacam bentuk support kepada Jokowi yang selama ini teraniaya,” tutupnya.
Seraya mengamini saat moderator menanyakan adanya unsur pencitraan dari pihak Jokowi, dalam pertemuan kedua tokoh tersebut.
Reporter : Nur Saylil Inayah
Berita Terkait
-
Guru Besar UI Soal Pertemuan JokowiAbu Bakar Baasyir: Tak Masalah, Tapi Harus Dipantau BNPT
-
4 Kemiripan Calon PM Jepang dengan Jokowi, Netizen: Kurang Masuk Gorong-Gorong
-
20 Oktober Jadi Ujian Prabowo, Akankah Lepas Bayang Jokowi dan Rombak Kabinet?
-
Sambangi Makam Keluarga Jokowi: Refly dan Dokter Tifa Ungkap Kejanggalan Silsilah Keluarga Presiden
-
Dikomandoi Ade Armando, Relawan Jokowi Ancam Propamkan Polda Metro Soal Kasus Roy Suryo
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Terungkap Setelah Viral atau Tewas, Borok Sistem Perlindungan Anak di Sekolah Dikuliti KPAI
-
Pemerintah Bagi Tugas di Tragedi Ponpes Al Khoziny, Cak Imin: Polisi Kejar Pidana, Kami Urus Santri
-
Akali Petugas dengan Dokumen Palsu, Skema Ilegal Logging Rp240 Miliar Dibongkar
-
Pemprov DKI Ambil Alih Penataan Halte Transjakarta Mangkrak, Termasuk Halte BNN 1
-
Menag Ungkap Banyak Pesantren dan Rumah Ibadah Berdiri di Lokasi Rawan Bencana
-
Menag Ungkap Kemenag dapat Tambahan Anggaran untuk Perkuat Pesantren dan Madrasah Swasta
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum