- Pramono Anung akui relokasi Pasar Barito tak bisa memuaskan semua pihak.
- Pedagang diminta pindah ke Sentra Fauna Lenteng Agung yang lebih modern.
- Pemkot Jaksel kirim SP2 ke pedagang yang menolak relokasi.
Suara.com - Pelaksanaan relokasi pedagang Pasar Hewan Barito, Jakarta Selatan, belum sepenuhnya berjalan mulus.
Sejumlah pedagang masih menolak untuk dipindahkan ke lokasi baru yang telah disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui bahwa dalam proses pembangunan kota, tidak semua pihak bisa dipuaskan.
Rencana relokasi ini merupakan bagian dari proyek revitalisasi kawasan Barito untuk pembangunan Taman Bendera Pusaka, yang akan menggabungkan tiga taman besar di sekitarnya—Taman Ayodya, Langsat, dan Leuser—menjadi satu kawasan ruang terbuka hijau terpadu.
"Sekarang ini saya lagi menyelesaikan taman di selatan. Untuk membangun enggak mungkin memuaskan semuanya. Tiga taman kita gabungkan, Leuser, Ayodya, Langsat, kita buatkan jogging track," kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Sebagai bagian dari proyek tersebut, Pemprov DKI Jakarta memindahkan pedagang Pasar Barito ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung.
Kawasan ini dirancang dengan fasilitas yang lebih modern dan tertata, sekaligus mendukung kegiatan usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung memiliki 125 kios dengan beragam fungsi: 22 kios kuliner (zona A), amfiteater (zona B), 74 kios burung dan pakan hewan (zona C dan D), serta 29 kios parsel dan kuliner tambahan (zona E).
Menurut Pramono, lokasi baru tersebut cukup strategis karena berada dekat dengan stasiun dan mudah dijangkau transportasi umum.
Baca Juga: Sentra Fauna Lenteng Agung Siap Gantikan Pasar Barito, Ini Pilihan Transportasi dan Cara Aksesnya!
Ia berharap para pedagang dapat menerima kebijakan ini sebagai peluang untuk mengembangkan usaha.
"Dipindahkan di tempat yang baik sekali di Jakarta Selatan, di Lenteng Agung, dekat banget dengan stasiun. Mudah-mudahan ini menjadi tempat baru untuk berkembang mereka yang bisnisnya atau usahanya UMKM-nya adalah berjualan burung. Tetapi dalam hal yang seperti ini, memang enggak bisa nyenangin semua orang," tutur Pramono.
Pramono menegaskan bahwa kebijakan relokasi merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah daerah dalam menata kota secara berkeadilan, tanpa mengabaikan kepentingan masyarakat.
"Itulah yang menjadi tugas pemerintah DKI Jakarta yang saya pimpin adalah bagaimana bisa kemudian memberikan ruang bagi warga yang sebagian besar itu menjadi lebih aman, nyaman, bahagia," lanjutnya.
Namun, di lapangan proses relokasi masih menemui hambatan. Sejumlah pedagang diketahui belum bersedia meninggalkan kios lama mereka di Pasar Hewan Peliharaan Barito.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan telah mengirimkan surat peringatan kedua (SP2) kepada para pedagang setelah tenggat waktu SP1 tidak dipatuhi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara