- Komnas HAM mencatat sedikitnya tiga insiden terjadi dalam sepekan terakhir.
- Penembakan juga terjadi di Jalan Kali Semen, Wadio Atas, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire.
- Kebijakan yang menitikberatkan pada operasi keamanan justru berpotensi memperpanjang rantai kekerasan dan memperparah penderitaan warga sipil.
Suara.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengecam meningkatnya kekerasan dan konflik bersenjata yang kembali pecah di wilayah Papua Tengah dan Papua Barat dalam sepekan terakhir.
Lembaga itu menilai, deretan peristiwa yang menelan korban jiwa tersebut menunjukkan masih kuatnya pendekatan militeristik dalam menangani situasi di Papua.
“Atas ketiga peristiwa tersebut, Komnas HAM mengecam penembakan dan pendekatan kekerasan yang mengakibatkan korban jiwa dan korban luka-luka, intimidasi dan kekerasan terhadap relawan LP3BH,” kata Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/10/2025).
Komnas HAM mencatat sedikitnya tiga insiden terjadi dalam sepekan terakhir.
Pertama, kontak tembak antara TNI dan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Kampung Soanggama, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, pada Rabu (15/10). Dalam peristiwa itu, diduga 14 orang tewas, terdiri dari anggota KSB dan warga sipil.
Kemudian pada Jumat (17/10), penembakan juga terjadi di Jalan Kali Semen, Wadio Atas, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire.
Berdasarkan laporan awal, satu warga sipil tewas, empat lainnya luka-luka, dan tiga aparat penegak hukum turut mengalami cedera.
Kekerasan juga dilaporkan merambah Papua Barat. Dua relawan Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, yakni Kornelis Aisnak dan Ruben Frasa, menjadi korban intimidasi serta penganiayaan di Distrik Moskona Utara, Teluk Bintuni, saat tengah memberikan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi.
Menanggapi rentetan peristiwa itu, Anis menegaskan bahwa Komnas HAM mendesak pemerintah pusat untuk menghentikan seluruh bentuk kekerasan di Papua. Ia meminta agar strategi keamanan di wilayah tersebut segera dievaluasi secara menyeluruh.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Air Danau Paniai di Papua Meluap
"Pemerintah Indonesia diharapkan segera melakukan penghentian segala bentuk kekerasan dan reviu atas strategi pendekatan keamanan di Papua agar dapat meredam intensitas kekerasan dan konflik bersenjata untuk menghindari keberulangan jatuhnya korban," ujar Anis.
Ia menilai, kebijakan yang menitikberatkan pada operasi keamanan justru berpotensi memperpanjang rantai kekerasan dan memperparah penderitaan warga sipil.
Karena itu, Komnas HAM menegaskan bahwa solusi penyelesaian konflik di Papua harus ditempuh lewat dialog dan pendekatan kemanusiaan, bukan senjata.
"Komnas HAM juga menegaskan bahwa penggunaan kekerasan tidak dapat dibenarkan. Untuk itu, Komnas HAM meminta semua pihak agar menahan diri untuk mencegah eskalasi konflik di Papua," tuturnya.
Lebih lanjut, Komnas HAM juga mendorong pemerintah melakukan pemulihan bagi masyarakat terdampak, serta memastikan penegakan hukum terhadap para pelaku kekerasan dilakukan secara imparsial, transparan, dan akuntabel.
“Komnas HAM mengajak semua pihak untuk mengedepankan dialog, tidak terprovokasi untuk mendorong kondusifitas pelaksanaan hak asasi manusia di Papua,” pungkas Anis.
Berita Terkait
-
Komnas HAM: RUU KKS Berisiko Bungkam Kebebasan Berekspresi dan Libatkan TNI Ranah Sipil
-
Komnas HAM Kasih Nilai Merah ke Komdigi, Gara-Gara Sering Hapus Konten Sepihak
-
Bantah Menteri Pigai, Komnas HAM Tegaskan Kasus Keracunan MBG Adalah Pelanggaran Hak Asasi
-
Temuan Komnas HAM: Polri dan Kemenaker Dapat Nilai Merah dalam Implementasi Hak Asasi Manusia
-
Melawan Kriminalisasi PT Position: JATAM Minta Komnas HAM Bela 11 Masyarakat Adat Maba Sangaji
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 7 Fakta Nusakambangan, Penjara di Jawa Tengah yang Dihuni Ammar Zoni: Dijuluki Pulau Kematian
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Ditanya Siapa Menteri Kena Tegur Prabowo, Bahlil: Saya Setiap Dipanggil Pasti Ditegur...
-
Prabowo Panggil Bahlil, Kepala BIN hingga Panglima TNI ke Kertanegara, Bahas Apa?
-
Drama Tangis di Gang Royal! 3 PSK Kena Razia, Ngaku Jualan Kopi Padahal Kepergok di Kamar
-
Setahun Pemerintahan Prabowo, Pengamat Kasih Nilai Enam
-
Pengamat Sarankan Pramono Bangun Rusun di Blok M: Bakal Diminati Gen Z
-
Tak Hanya Prabowo, Adik Kandung Hashim Djojohadikusumo Juga Ditawari Sogokan Nyaris Rp25 Triliun
-
Diungkap Hasyim, Prabowo Mau Disogok Rp16,5 Triliun dari 'Orang Nekat'
-
Bakal Gelar Ratas di Kertanagara, Prabowo Panggil Mendikti Lagi Bahas Hal Ini
-
Presma UIN Alauddin: Prabowo Serius Tegakkan Hukum dengan Reformasi Sistemik
-
Libatkan Pemerintah Pusat, Pramono Bakal Bentuk Satgas Pembenahan Kota Tua