News / Nasional
Rabu, 22 Oktober 2025 | 14:49 WIB
Dedi Mulyadi (Suara.com)
Baca 10 detik
  • Sidak Dedi Mulyadi ungkap sumber air Aqua dari sumur bor.

  • Sumber air bukan dari mata air, melainkan sumur bor dalam.

  • Publik merasa dibohongi, menuntut klarifikasi soal iklan tidak sesuai.

Suara.com - Inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ke pabrik Aqua di kawasan Subang, Jawa Barat, mengungkap sebuah fakta yang mengejutkan dari produk air mineral tersebut.

Air mineral yang selama ini dipasarkan dan dipersepsikan publik berasal dari mata air pegunungan alami, ternyata sumber utamanya adalah sumur bor dalam.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Dedi Mulyadi yang tiba di lokasi pabrik sempat meminta untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan.

Namun, pihak pabrik menyatakan bahwa para manajer sedang berada di luar untuk mengikuti sebuah acara.

"Kebetulan kepala pabrik yang paling tinggi di sini sama manajernya sedang meeting di luar," ujar seorang perempuan perwakilan perusahaan dalam unggahan konten Youtube Kang Dedi Mulyadi pada Selasa 21 Oktober 2025.

Tidak berhenti di situ, Dedi Mulyadi kemudian meminta untuk ditunjukkan lokasi pengambilan sumber air pabrik Aqua tersebut.

Sambil berjalan menuju area belakang pabrik, ia menyoroti kondisi lingkungan sekitar yang dinilainya rawan longsor dan mengaitkannya dengan aktivitas industri.

Keterkejutan Dedi Mulyadi memuncak saat mengetahui sumber air pabrik Aqua tersebut untuk membuat produk air mineralnya.

Rupanya, air diambil menggunakan teknologi sumur bor dengan kedalaman mencapai 100 hingga 130 meter.

Baca Juga: Sinyal Keretakan Makin Kuat, Foto Anniversary 8 Tahun Raisa dan Hamish Daud Lenyap dari Instagram

Mendengar fakta itu, gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi ini sempat terdiam sejenak.

"Oh ini airnya dibor? saya kira air permukaan, air dari mata air. Ternyata bukan dari mata air, tapi dari sumur pompa dalam," ujar Dedi Mulyadi dengan ekspresi terkejut.

Pihak perusahaan lantas menjelaskan bahwa pengambilan air dari lapisan tanah yang sangat dalam dilakukan untuk mendapatkan kualitas air terbaik.

"Semua air bawah tanah, Pak. Karena memang kualitas yang paling bagus itu yang paling dalam," jelas seorang staf pabrik.

Namun, Dedi Mulyadi menyoroti implikasi lebih luas dari aktivitas pengeboran dalam skala besar yang dilakukan perusahaan Aqua di kawasan pegunungan.

Ia mengaitkan praktik ini dengan perubahan tata air yang menyebabkan bencana ekologis di wilayah sekitar.

Load More