- Proyek Kereta Cepat Whoosh diprediksi akan menelan kerugian sekitar Rp4,1 triliun pada tahun 2024, memicu pertanyaan tentang keberlanjutannya
- Ekonom Dipo Satria Ramli menyatakan kerugian menjadi tidak wajar jika disebabkan oleh dugaan mark up (penggelembungan biaya) dan proyek yang salah sasaran (tidak visibel)
- Sebelum memutuskan nasib proyek, Dipo mendesak pemerintah untuk melakukan audit ulang secara menyeluruh untuk menyelidiki apakah proyek ini benar-benar dibutuhkan dan apakah ada 'permainan' anggaran di dalamnya
Suara.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan tajam setelah munculnya prediksi kerugian fantastis yang diperkirakan mencapai Rp4,1 triliun pada tahun 2024. Angka ini memicu perdebatan sengit mengenai masa depan proyek strategis nasional tersebut, dengan seorang ekonom menyoroti adanya potensi masalah fundamental di baliknya.
Ekonom Dipo Satria Ramli menilai bahwa kerugian dalam sebuah proyek infrastruktur raksasa adalah hal yang wajar. Namun, kewajaran itu bisa gugur jika kerugian disebabkan oleh dua dosa besar: proyek yang tidak memiliki visibilitas jelas dan adanya dugaan mark up atau penggelembungan biaya.
Dalam sebuah diskusi panas di kanal YouTube Refly Harun, Dipo menjelaskan bahwa subsidi pemerintah untuk menutupi kerugian proyek kereta api adalah praktik umum di banyak negara karena biaya pembangunannya yang selangit.
“Sebenarnya di project-project infrastruktur MRT atau kereta api kerugian itu sebenarnya sangat wajar. Karena cost-nya terlalu tinggi itu, memang hal yang biasa pemerintah melakukan subsidi,” jelas Dipo, dikutip Rabu (29/10/2025).
Namun, ia memberikan catatan kritis yang mengubah perspektif. Menurutnya, kerugian tersebut menjadi tidak wajar dan patut dicurigai jika akarnya adalah perencanaan yang buruk dan potensi 'permainan' anggaran.
“Yang tidak wajar itu kerugian karena markup karena tidak ada visibilitas tadi,” tegasnya.
Dipo secara spesifik menyoroti aspek "visibilitas" atau kesesuaian proyek Whoosh dengan kebutuhan riil masyarakat. Ia berpendapat bahwa rute Jakarta-Bandung bukanlah prioritas utama jika dibandingkan dengan kebutuhan konektivitas ke kota lain. Menurutnya, proyek kereta cepat rute Jakarta-Surabaya jauh lebih mendesak.
Alasannya sederhana, Bandung dinilai sudah memiliki banyak alternatif moda transportasi dari dan ke Jakarta, sementara Surabaya belum sebanyak itu.
“Masalah visible ini betul-betul ada kebutuhan nggak sih antara Jakarta ke Bandung. Lebih baik project Jakarta-Surabaya dibanding Jakarta-Bandung, karena Bandung transportasinya metodenya banyak karena Surabaya tidak,” paparnya.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Whoosh Diendus KPK, Budi Arie: Ini Proyek Hijau, Bukan Cuma Cari Untung
Atas dasar kecurigaan tersebut, Dipo mendesak agar keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan proyek Whoosh tidak diambil gegabah. Ia menyerukan perlunya audit total dan transparan untuk membongkar dua kemungkinan masalah tersebut.
“Ini benar-benar kita harus audit ulang. Menurut saya apakah baiknya diteruskan atau tidak (proyek Whoosh) itu, kita harus pelajari dulu kedua hal itu,” tutup Dipo, merujuk pada ada atau tidaknya visibilitas dan markup dalam proyek.
Berita Terkait
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diendus KPK, Budi Arie: Ini Proyek Hijau, Bukan Cuma Cari Untung
-
Ekonom Sebut Danantara 'Duitnya Mepet', Negara Siap-siap Menalangi Utang Whoosh
-
Geger Dugaan Korupsi Whoosh, Mahfud MD Sentil KPK: Dugaan Saya Takut, Entah Pada Siapa
-
Menkeu Purbaya Setuju Jokowi: Whoosh Bukan Cari Cuan, Tapi Ada 'PR' Besar!
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global