News / Nasional
Selasa, 04 November 2025 | 13:31 WIB
Presiden Prabowo Subianto secara resmi menyerahkan satu unit pesawat angkut militer Airbus A400M kepada TNI AU di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (3/11/2025). [Biro Pers Istana/Novian]
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo Subianto menegaskan akan bertanggung jawab penuh atas keberlangsungan operasional Kereta Cepat Whoosh dan meminta semua pihak tidak khawatir
  • Whoosh diposisikan sebagai Public Service Obligation (PSO), di mana manfaat untuk rakyat lebih diutamakan daripada keuntungan finansial
  • Presiden berkomitmen memberantas korupsi dan kebocoran anggaran untuk memastikan dana negara dapat digunakan untuk menyubsidi layanan publik seperti kereta api

Suara.com - Presiden RI Prabowo Subianto angkat bicara menanggapi polemik Kereta Cepat Whoosh yang ramai diperbincangkan publik. Dengan tegas, ia menyatakan akan mengambil alih tanggung jawab penuh atas keberlangsungan proyek strategis nasional tersebut, sekaligus meminta masyarakat untuk tidak khawatir.

Pernyataan ini disampaikan Prabowo setelah meresmikan operasional Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat. Di hadapan awak media, ia memastikan bahwa isu-isu yang beredar terkait beban utang dan masalah serius pada proyek Whoosh telah ia pelajari dan tidak perlu dirisaukan.

"Nggak usah khawatir, ribut-ribut whoosh, saya sudah pelajari masalahnya tidak ada masalah, saya akan tanggung jawab nanti whoosh semuanya," kata Prabowo sebagaimana dikutip dari siaran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (4/11/2025).

Prabowo menekankan bahwa Indonesia adalah negara besar yang mampu mengelola proyek-proyek vital seperti Whoosh. Ia juga memberikan jaminan kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) agar tidak cemas, karena pemerintah akan berada di garda terdepan dalam pengelolaan transportasi publik.

“Indonesia bukan negara sembarangan, saya hitung nggak ada masalah. PT KAI nggak usah khawatir, semuanya nggak usah khawatir, kita layani rakyat kita, kita berjuang untuk rakyat kita,” tegasnya.

Lebih jauh, Prabowo meluruskan pandangan bahwa transportasi publik seperti Whoosh harus dinilai dari untung rugi semata.

Menurutnya, fokus utama dari layanan ini adalah manfaat sosial yang dirasakan langsung oleh masyarakat, sebuah konsep yang dikenal sebagai Public Service Obligation (PSO).

“Whoosh itu semua public transport di seluruh dunia, jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya Public Service Obligation,” jelasnya.

Sebagai bukti kehadiran negara, Presiden mengungkapkan bahwa pemerintah selama ini telah menyalurkan subsidi yang signifikan untuk layanan kereta api. Hal ini dilakukan agar tarif transportasi tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga: Gebrakan Ambisius Prabowo: Whoosh Tembus Banyuwangi, Pasang Badan Soal Utang

“Tadi disampaikan Menhub, semua kereta api kita pemerintah subsidi 60 persen, rakyat bayar 20 persen. Ya, ini kehadiran negara,” ucapnya.

Untuk memastikan keberlangsungan layanan publik ini, Prabowo berkomitmen untuk menjaga keuangan negara dari praktik korupsi. Ia menegaskan bahwa uang rakyat yang berasal dari pajak dan kekayaan negara harus kembali sepenuhnya untuk melayani rakyat, bukan hilang akibat kebocoran.

“Dari mana uang itu? Dari pajak, dari kekayaan negara. Makanya kita harus mencegah semua kebocoran, hentikan penyelewengan dan korupsi. Uang rakyat tidak boleh dicuri, akan kita kembalikan untuk pelayanan rakyat,” kata Presiden.

Prabowo juga meminta agar isu Whoosh tidak ditarik ke ranah politik oleh pihak-pihak yang ingin menciptakan keresahan. Ia mengajak masyarakat untuk tidak terpancing oleh narasi yang dapat menimbulkan kecemasan.

“Jangan dipolitisasi, jangan kita menari di gendangnya orang. Mungkin ada pihak-pihak yang nggak tahu dari mana, yang ingin selalu menimbulkan kecemasan rakyat,” ujarnya.

Load More