News / Nasional
Jum'at, 14 November 2025 | 15:10 WIB
Ilustrasi pekerja migran Indonesia [Foto: Suarajatimpost]
Baca 10 detik
  • Pemerintah menargetkan pengiriman 500 ribu pekerja migran Indonesia ke luar negeri pada 2026 sebagai salah satu program prioritas yang masuk kategori quick win arahan Presiden Prabowo Subianto
  • Bahwa total 500 ribu pekerja migran tersebut akan berasal dari dua kelompok besar
  • 300 ribu calon pekerja migran akan diambil dari lulusan SMK yang sudah siap diberangkatkan setelah mengikuti pelatihan kompetensi tambahan

Suara.com - Pemerintah menargetkan pengiriman 500 ribu pekerja migran Indonesia ke luar negeri pada 2026 sebagai salah satu program prioritas yang masuk kategori quick win arahan Presiden Prabowo Subianto.

Target besar itu diharapkan mampu menjawab kebutuhan pasar kerja global sekaligus meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menjelaskan, bahwa total 500 ribu pekerja migran tersebut akan berasal dari dua kelompok besar.

"Salah satu program prioritas dengan quick win yang diarahkan oleh Bapak Presiden adalah penempatan 500 ribu pekerjaan migran Indonesia ke luar negeri di tahun 2026. Ada pun sumber dari 500 ribu itu akan dibagi dua, 300 ribu merupakan lulusan SMK," ujar Christina usai rapat tingkat menteri bersama Kemenko PMK di Jakarta, Jumat (14/11/2025).

Menurut dia, 300 ribu calon pekerja migran akan diambil dari lulusan SMK yang sudah siap diberangkatkan setelah mengikuti pelatihan kompetensi tambahan.

Program tersebut masuk dalam inisiatif SMK Go Global yang berada di bawah koordinasi Menko Pemberdayaan Masyarakat (PM). Fokusnya memastikan lulusan vokasi memenuhi standar kerja internasional.

"Jadi yang sudah ada lulusan tinggal diberikan peningkatan kompetensi, baik itu teknis maupun bahasa dan mereka bisa segera berangkat setelah selesai pelatihan," katanya.

Untuk memenuhi kekurangan kuota, pemerintah menyiapkan 200 ribu pekerja migran tambahan yang diambil dari masyarakat umum serta para siswa SMK yang saat ini masih menjalani pendidikan.

Namun, mereka yang masih berstatus pelajar harus diarahkan pada bidang pendidikan tertentu agar kompetensinya sesuai kebutuhan negara tujuan.

Baca Juga: Jurus Baru Prabowo: Ubah Bonus Demografi RI Jadi Solusi Global di Negara 'Aging Society'

"Harus langsung dikhususkan pendidikan apa dan lain-lain, kompetensi seperti apa sehingga ketika mereka lulus mereka sudah siap untuk berangkat ke luar negeri. Total 500 ribu itu adalah target minimal yang diminta oleh Pak Presiden," terangnya.

Christina menambahkan, pemerintah tengah menyiapkan data kebutuhan kompetensi, kurikulum ideal, hingga bahasa yang harus dipenuhi sesuai permintaan pasar luar negeri. Data tersebut nantinya akan langsung diterapkan di SMK sebagai basis suplai calon pekerja migran.

Load More