- Menteri Kominfo Meutya Hafid menyatakan anak-anak rentan jadi korban penipuan belanja online berdasarkan penilaian risiko platform digital.
- Fenomena ini terungkap saat Festival Anak Sedunia di Jakarta, Kamis (20/11/2025), akibat keterbatasan verifikasi anak.
- Pemerintah mendesak platform memperketat keamanan, verifikasi penjual, dan transparansi demi perlindungan konsumen anak.
Suara.com - Sebuah fakta mengkhawatirkan terungkap dari pemerintah terkait aktivitas anak di dunia maya. Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid secara terbuka menyatakan bahwa anak-anak kini menjadi salah satu kelompok paling rentan dan sering menjadi korban penipuan saat melakukan transaksi belanja online.
Temuan ini bukan isapan jempol semata, melainkan hasil dari proses penilaian profil risiko platform digital yang sedang digalakkan pemerintah.
Salah satu fokus utama pengawasan adalah bagaimana sebuah platform digital mengelola interaksi antar pengguna, terutama potensi eksploitasi terhadap konsumen di bawah umur.
Dalam acara Festival Anak Sedunia di Jakarta, Kamis (20/11/2025), Meutya Hafid membeberkan langsung pengalaman yang banyak diadukan oleh anak-anak. Menurutnya, alih-alih mendapatkan barang impian, banyak dari mereka justru tertipu.
"Anak-anak juga ternyata banyak yang sekarang melakukan pembelanjaan online. Dan salah satu suara terbanyak yang diberikan masukan oleh anak-anak waktu itu ketika kita tanya pengalamannya adalah banyak yang kena penipuan," kata Meutya.
Menurut Meutya, kerentanan ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan anak dalam melakukan verifikasi.
Polosnya pemikiran mereka membuat para penipu dengan mudah mengelabui mereka dengan gambar produk yang menarik namun tidak sesuai dengan kenyataan.
“Anak-anak belum bisa membedakan mana yang betul, mana yang salah. Barang aslinya kadang berbeda dengan yang datang,” katanya.
Lebih lanjut, Meutya menegaskan bahwa masalah ini bukanlah sekadar soal ketidaktelitian anak, melainkan cerminan dari celah keamanan dalam ekosistem digital yang lebih besar.
Baca Juga: Komdigi Kaji Rencana Verifikasi Usia via Kamera di Roblox, Soroti Risiko Privasi Data Anak
Eksploitasi konsumen melalui penipuan belanja online ini bahkan masuk dalam tujuh risiko utama yang menjadi bahan evaluasi pemerintah terhadap keamanan platform digital.
“Saya rasa ini tidak spesifik anak-anak, tapi terutama anak-anak itu lebih rentan untuk mendapatkan eksploitasi seperti itu,” tegasnya.
Dengan terungkapnya fenomena ini, desakan agar platform e-commerce dan media sosial memperketat mekanisme perlindungan konsumen menjadi semakin kuat.
Pemerintah kini mendorong adanya sistem verifikasi penjual yang lebih ketat, transparansi informasi produk yang jelas, serta fitur perlindungan tambahan yang dirancang khusus untuk pengguna anak.
Kementerian Komunikasi dan Digital memastikan bahwa perlindungan anak di ruang siber adalah prioritas utama.
Pemerintah akan terus menilai ulang standar keamanan platform untuk memastikan tidak ada lagi anak yang dirugikan dan menjadi korban eksploitasi saat berbelanja online.
Berita Terkait
-
Komdigi Kaji Rencana Verifikasi Usia via Kamera di Roblox, Soroti Risiko Privasi Data Anak
-
Komdigi Ancam Blokir Cloudflare, Dituduh Lindungi Situs Judol
-
Siapkan Aturan Baru, Roblox Bakal Deteksi Usia Pengguna dengan Teknologi Kamera
-
Marak Penipuan Online, Trading Kripto Kini Makin Ketat lewat Verifikasi Wajah
-
Indonesia Smart Nation Awards 2025: Momentum Penghargaan Bagi Daerah dengan Inovasi Unggulan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
'Lanjut Yang Mulia!' Momen 8 Terdakwa Demo Agustus 2025 Nekat Jalani Sidang Tanpa Pengacara
-
Pemkab Jember Siapkan Air Terjun Tancak Sebagai Destinasi Unggulan Baru
-
Gara-gara Pohon Mahoni 'Raksasa' Usia 1 Abad Tumbang, 524 Penumpang MRT Jakarta Dievakuasi
-
UU MD3 Digugat Mahasiswa Agar Rakyat Bisa Pecat DPR, Ketua Baleg: Bagus, Itu Dinamika
-
Isu Lobi-lobi Dibantah! Kuasa Hukum Ungkap Alasan Sebenarnya Roy Suryo Cs Tak Ditahan
-
Mahasiswa Gugat UU MD3 Agar Rakyat Bisa Pecat Anggota DPR, Parlemen Khawatir Timbulkan Kekacauan
-
Palu Hakim Lebih Ringan dari Tuntutan, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Divonis 4,5 Tahun Penjara
-
Pertimbangkan Mediasi dengan Jokowi, Roy Suryo dan Rismon Mulai Melunak?
-
Misteri Dosen Untag Tewas di Hotel: Autopsi Ungkap Aktivitas Berlebih, Mahasiswa Soroti Kejanggalan
-
Kompak Berkemeja Putih, Begini Penampakan 23 Terdakwa Demo Agustus di Ruang Sidang