- Pemerintah membentuk tim gabungan Kemenhut dan Polri untuk menyelidiki ribuan kayu gelondongan pascabanjir Sumatera.
- Investigasi ini bertujuan melacak asal kayu yang diduga berasal dari aktivitas ilegal di hulu sungai.
- Penyelidikan menggunakan teknologi seperti drone dan aplikasi AIKO, dengan ancaman sanksi pidana berat bagi pelaku.
Suara.com - Di tengah duka dan lumpur pasca-banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera, sebuah pemandangan ganjil memicu amarah dan pertanyaan besar, dari mana datangnya ribuan kayu gelondongan yang ikut terseret arus deras?
Misteri kayu gelondongan ini kini menjadi fokus utama pemerintah, yang secara resmi membentuk tim gabungan untuk memburu dalang di baliknya.
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Kepolisian RI (Polri) telah sepakat untuk tidak membiarkan temuan ini menguap begitu saja.
Sebuah tim investigasi khusus telah dibentuk untuk melacak asal-usul kayu-kayu tersebut, yang diduga kuat berasal dari aktivitas ilegal di hulu sungai dan berkontribusi pada parahnya bencana hidrometeorologi yang terjadi.
Langkah tegas ini diumumkan langsung oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (4/12/2025) hari ini.
Menurutnya, pembentukan tim ini merupakan implementasi dari nota kesepahaman (MoU) yang sudah ada antara Kemenhut dan Polri untuk bersinergi dalam menjaga kelestarian hutan.
"Kemarin Pak Menko (PMK) Pratikno berserta Pak Mensesneg dan Seskab juga sudah menginstruksikan agar Satgas PKH (Penertiban Kawasan Hutan) bergerak. Jadi nanti MoU kami dengan Kepolisian RI akan diintegrasikan dengan PKH untuk sesegera mungkin membuktikan atau menemukan asal usul kayu tersebut," kata Menhut Raja Antoni sebagaimana dilansir Antara.
Pemerintah memastikan bahwa investigasi ini tidak akan berhenti pada penemuan sumber kayu semata. Jika terbukti ada pelanggaran hukum, sanksi pidana yang berat sudah menanti para pelaku, baik individu maupun korporasi.
"Bila ditemukan ada unsur pidana maka kami tindaklanjuti dengan proses penegakan hukum setegas-tegasnya," tambahnya dengan nada serius.
Baca Juga: Paradoks Banjir Sumatra: Menhut Klaim Deforestasi Turun, Ratusan Ribu Hektare Lahan Kritis Terkuak
Drone dan Aplikasi Canggih Dikerahkan
Untuk membuktikan keseriusannya, tim investigasi tidak hanya akan bekerja di atas kertas. Teknologi canggih telah dikerahkan ke lapangan untuk mengumpulkan bukti-bukti otentik.
Menhut Raja Juli Antoni menyebut jajarannya sudah mulai melakukan penyusuran di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdampak banjir dengan bantuan drone.
Pemantauan udara ini bertujuan untuk memetakan jalur yang dilewati material kayu dan mencari titik-titik lokasi yang dicurigai sebagai sumbernya.
Selain itu, Kemenhut juga mengandalkan sebuah aplikasi canggih bernama Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO). Aplikasi berbasis kecerdasan buatan ini digunakan untuk menganalisis sampel kayu yang ditemukan di lokasi banjir.
AIKO mampu mengidentifikasi jenis kayu, menganalisis penampakan fisiknya, hingga mendeteksi tanda-tanda bekas perlakuan manusia, seperti bekas gergaji mesin atau kapak.
Berita Terkait
-
Paradoks Banjir Sumatra: Menhut Klaim Deforestasi Turun, Ratusan Ribu Hektare Lahan Kritis Terkuak
-
Solidaritas untuk Perantau Sumatra: Dari Seniman Gamping hingga Polda DIY Turun Tangan
-
Menteri PPPA: Perempuan Alami Trauma Lebih Berat Usai Banjir Sumatra
-
Gibran Tenangkan Pengungsi Banjir Bandang Sumatera, Janjikan Percepatan Pemulihan di Agam
-
Potret Kawasan Aceh Tamian Usai Disapu Banjir Bandang
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
Terkini
-
Jakarta Siaga Banjir Rob: Modifikasi Cuaca dan 600 Pompa Siap Redam Genangan Pesisir
-
TOK! MA Perberat Hukuman Agus Buntung Jadi 12 Tahun Penjara, Ini Pertimbangannya
-
Paradoks Banjir Sumatra: Menhut Klaim Deforestasi Turun, Ratusan Ribu Hektare Lahan Kritis Terkuak
-
Air Laut Pasang, 16 RT di Jakarta Terendam Banjir Rob
-
Mangkir dari Panggilan, Lisa Mariana Dijemput Paksa Polda Jabar Terkait Kasus Video Syur!
-
Tawa Prabowo dan Ketua MPR Tiongkok Bahas 'Rio', Anak Panda di Taman Safari
-
Bantahan Keras Jimly untuk Luhut: Bandara IMIP Ancam Kedaulatan, Pintu Masuk TKA Ilegal
-
Pakar Ungkap Sebab Cuaca Ekstrem di Sumatera, Apa Itu?
-
Solidaritas untuk Perantau Sumatra: Dari Seniman Gamping hingga Polda DIY Turun Tangan
-
Jelang Natal 2025, 2 Ribu Paket Sembako Dibagikan Buat Pasukan Pelangi di Jakarta Barat