News / Nasional
Kamis, 04 Desember 2025 | 19:40 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto. (bidik layar video)
Baca 10 detik
  • Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, menyatakan geram atas pengangkutan kayu besar pasca bencana banjir Sumatera pada 4 Desember 2025.
  • Titiek Soeharto mendesak Menteri Kehutanan Raja Juli menghentikan total penebangan pohon besar, menolak moratorium sementara.
  • Ia meminta Menteri Kehutanan menindak tegas perusahaan penebang kayu tanpa memandang status atau beking tokoh kuat.

Suara.com - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, meluapkan kegeramannya dalam Rapat Kerja bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2025).

Putri Presiden ke-2 RI ini mengaku sedih sekaligus geram melihat masih adanya aktivitas pengangkutan kayu besar-besaran di tengah bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatra.

Kemarahannya memuncak saat menyoroti video truk pengangkut kayu yang melintas santai di jalan raya hanya dua hari setelah bencana terjadi.

"Sungguh menyakitkan, Pak Menteri. Ini sesuatu kalau orang Jawa bilang, ngece. Opo ngece? Mengejek. Perusahaan ini mengejek. Baru kita kena bencana, dia lewat di depan muka kita," kata Titiek dengan nada gerap dalam rapat.

Titiek tak habis pikir bagaimana pohon dengan diameter mencapai 1,5 meter yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk tumbuh, ditebang begitu saja.

Padahal, pohon-pohon tersebut memiliki fungsi vital menahan erosi dan menyediakan oksigen.

"Manusia mana di Indonesia ini yang seenaknya saja bisa memotong-motong kayu seperti itu? Apa salah kayu itu? Dia bikin begitu banyak kebaikan buat manusia," keluhnya.

Tolak Sekadar Moratorium

Dalam rapat tersebut, Titiek mendesak Menhut Raja Juli Antoni untuk segera melacak perusahaan pemilik truk kayu tersebut.

Baca Juga: Viral Zita Anjani Ngepel Rumah Korban Banjir, Netizen Sadar Gerakannya Janggal

Ia menuntut agar penebangan pohon-pohon besar dihentikan total, bukan sekadar jeda sementara atau moratorium.

"Saya minta kepada Pak Menteri untuk cari tahu siapa perusahaan itu. Dan tolong, jangan ada pohon-pohon besar lagi yang ditebangin. Hentikan semua ini," tegasnya.

"Saya tidak mau, kami tidak mau hanya sekadar moratorium. Moratorium itu besok-besok bisa dihidupin lagi. Tapi dihentikan," tambah Titiek yang langsung disambut seruan "Setuju" dari seluruh anggota Komisi IV.

Titiek juga menyoroti banyaknya gelondongan kayu yang hanyut hingga memenuhi pantai dan sungai saat banjir terjadi.

Menurutnya, hal itu adalah bukti nyata dampak pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertambangan yang tidak terkendali.

Ia pun memberikan dukungan penuh kepada Menhut Raja Juli untuk menindak tegas para perusak hutan tanpa pandang bulu, sekalipun ada sosok kuat atau "orang berbintang" di belakang perusahaan tersebut.

Load More