News / Nasional
Jum'at, 26 Desember 2025 | 14:45 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi saat meninjau Stasiun Tugu Yogyakarta, Jumat (26/12/2025). (Dok: PT KAI Daop 6).
Baca 10 detik
  • Menteri PPPA meminta PT KAI menambah permainan kearifan lokal dan informasi *hotline* kekerasan di Stasiun Tugu Yogyakarta.
  • Permintaan tersebut disampaikan Menteri Arifah saat meninjau Stasiun Tugu pada momentum Nataru, Jumat (26/12/2026).
  • KAI berkomitmen menindaklanjuti masukan tersebut serta telah menyediakan berbagai fasilitas perlindungan bagi penumpang.

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, meminta PT KAI untuk menambah permainan anak berbasis kearifan lokal di Stasiun Tugu Yogyakarta.

Tak hanya itu, ia turut meminta Stasiun Tugu Yogyakarta menambah penyampaian informasi hotline pengaduan terkait kekerasan dan pelecehan seksual.

Hal itu disampaikan Arifah saat meninjau Stasiun Tugu Yogyakarta dalam momen angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada Jumat (26/12/2026).

"Catatannya hanya dua, permainan tradisional berbasis kearifan lokal dan informasi-informasi terkait mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan," kata Arifah, kepada awak media, Jumat siang.

Arifah menilai secara umum fasilitas dan layanan di Stasiun Tugu Yogyakarta mengalami perkembangan yang signifikan dan semakin ramah bagi perempuan dan anak.

Namun, menurutnya, masih terdapat ruang penguatan agar aspek perlindungan dan edukasi publik bisa berjalan lebih optimal.

Salah satu perhatian Arifah tertuju pada area bermain anak yang telah disediakan di stasiun. Fasilitas tersebut dinilai positif untuk mengurangi kejenuhan anak saat menunggu keberangkatan kereta.

Meski demikian, Arifah mengusulkan agar jenis permainan yang disediakan tidak hanya bersifat modern.

"Hanya saya mengusulkan permainannya ditambah dengan permainan tradisional yang berbasis kearifan lokal," ucapnya.

Baca Juga: Komunitas Bermain Yogyakarta: Ruang Rehat Gen Z dari Gempuran Dunia Maya

Menurut Arifah, permainan tradisional dapat menjadi sarana edukasi sekaligus mempererat interaksi antara orang tua dan anak selama berada di ruang publik.

Ia menyebut permainan tradisional dapat menjadi pengalaman yang berkesan bagi penumpang, khususnya keluarga.

Selain soal permainan, Arifah turut menyoroti pentingnya penyediaan informasi yang jelas dan mudah diakses terkait mekanisme pelaporan.

Apabila kemudian terjadi kekerasan atau pelecehan seksual di lingkungan stasiun dan kereta api.

"Kalau ada videotron atau running text, tolong juga disampaikan, bila penumpang ada yang melihat atau mengalami kekerasan atau pelecehan seksual," ujarnya.

Ia menyampaikan, Kementerian PPPA telah menyediakan layanan pengaduan yang dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas. Termasuk bagi penumpang yang berada dalam situasi darurat atau tidak memungkinkan untuk berbicara langsung.

Load More