Suara.com - Wacana pembentukan bank tanah terkesan sangat lambat dilaksanakan di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengatakan, bank tanah sebenarnya sudah ada di masing-masing Pemda namun masih bersifat sebatas aset yang belum dimanfaatkan maksimal. Konsep bank tanah sangat sederhana sebagai pengendali harga tanah di pasaran untuk keperluan penyediaan rumah menengah bawah.
“Dengan adanya bank tanah, pemerintah dapat mengendalikan harga tanah yang khusus diperuntukan untuk penyediaan rumah murah tersebut dan tidak mengikuti pergerakan mekanisme pasar tanah yang terus naik sesuai permintaan pasar yang ada. Sederhananya misalkan harga tanah di sekitar bank tanah tersebut melonjak naik, maka pemerintah tetap dapat mematok harga tanah sesuai daya beli masyarakat,” kata Ali dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/11/2014).
Ali menambahkan, sudah waktunya konsep bank tanah ini direalisasikan. Kenaikan BBM yang saat ini terjadi seharusnya dapat dialihkan dalam bentuk subsidi ke bidang sandang, pangan, dan papan. Tidak hanya kartu sehat dan kartu pintar saja melainkan masyarakat Indonesia dapat juga mempunyai kartu papan yang nantinya akan terintegrasi dengan Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang sampai saat ini juga belum terealisasi.
“Darimana tanah-tanah yang ada untuk membentuk bank tanah ini? Tanah-tanah Pemda, BUMN, BUMD dapat dijadikan obyek untuk membentuk bank tanah. Namun keputusan ini harus mempunyai aturan yang jelas sehingga statusnya dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini banyak pihak yang enggan membicarakan bank tanah karena ‘takut’ akan aturan yang belum ada sehingga rentan dituduh KKN. Ironis memang berbuat baik saja susah di Indonesia,” jelasnya.
Selain itu kondisi pasar properti yang sedang melambat menjadi momentum pemerintah untuk membentuk bank tanah yang juga dapat melakukan pembelian lahan, karena harga tanah saat ini sedang tertidur setelah berlari kencang 3 tahun terakhir.
Sebuah badan harus segera dipersiapkan oleh pemerintah karena dengan bank tanah maka banyak pihak yang berkepentingan disana mulai dari Kementerian Agraria, PU-Pera, Keuangan, BUMN, dan Mendagri.
Tag
Berita Terkait
-
BNI dan Badan Bank Tanah Perkuat Kolaborasi Strategis untuk Percepatan Pembangunan Nasional
-
Aksi KPA Panaskan Depan DPR, Desak Reforma Agraria dan Bekukan Bank Tanah
-
Bank Tanah Serap Lahan Eks-HGU di Sulteng untuk Reforma Agraria
-
Bank Tanah Manfaatkan 40 Ribu Meter Lahan di Poso untuk Ketahanan Pangan
-
Badan Bank Tanah Lakukan Reforma Agraria di IKN
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Menaker Mau Tekan Kesenjangan Upah Lewat Rentang Alpha, Solusi atau Masalah Baru?
-
Pati Singkong Bisa Jadi Solusi Penumpukan Sampah di TPA
-
BRI Terus Salurkan Bantuan Bencana di Sumatra, Jangkau Lebih dari 70.000 Masyarakat Terdampak
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian NRB Lewat Sinergi Pusat dan Daerah
-
Laporan CPI: Transisi Energi Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Nelayan di Maluku
-
SPBU di Aceh Beroperasi Normal, BPH Migas: Tidak Ada Antrean BBM
-
Purbaya Gelar Sidang Debottlenecking Perdana Senin Depan, Selesaikan 4 Aduan Bisnis
-
Purbaya Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI: 5,2% di 2025, 5,4% pada 2026
-
Menaker Yassierli Klaim PP Pengupahan Baru Hasil Kompromi Terbaik: Belum Ada Penolakan Langsung
-
Purbaya Sentil Balik Bank Dunia soal Defisit APBN: Jangan Terlalu Percaya World Bank!