Suara.com - Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengungkapkan, penjualan minuman beralkohol di Indonesia lebih murah dan peraturannya longgar jika dibandingkan dengan negara lain.
Alasan inilah yang membuat pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memperketat penjualan minuman beralkohol atau minuman keras (miras) di mini market mulai hari ini, Kamis (16/4/2015).
Berbeda dengan Malaysia dan Singapura, penjualannya di tempat tertentu dan usia pembelinya juga diatur dengan ketat," tuturnya Kamis (16/4/2015).
Berdasarkan riset Deutsche Bank, Indonesia termasuk sebagai negara yang menjual bir dan rokok dengan harga murah.
Tercatat harga bir di Jakarta sekitar 2,79 dollar AS atau Rp36.225 tiap botol ukuran 500 mililiter, sedangkan harga miras di Singapura mencapai 7,28 dollar AS atau sekitar Rp94.523. Selisih harganya mencapai sekitar Rp60 ribu.
Sementara di Malaysia harganya mencapai 5,92 dolar AS atau sekitar Rp70.373. Sedangkan di Indonesia, harganya hanya berkisar antara Rp33.000 hingga Rp37.000 untuk ukuran 330 mililiter (ml).
Untuk melindungi generasi muda, Rachmat mengeluarkan Peraturan yang melarang penjualan minuman beralkohol pada tingkat pengecer dan mini market yang mulai berlaku pada 16 April 2015.
"Kami mengatur peredaran penjualan minuman beralkohol tidak boleh dijual di mini market," ujar Rachmat.
Menurut Rachmat, dirinya bukanlah satu-satunya orang yang tidak setuju penjualan minuman beralkohol di mini market. Selama instansinya melakukan penelitian ke masyarakat langsung, ia mendapati banyak keluhan masyarakat terhadap penjualan miras di mini market.
"Malaysia dan Singapura mengontrol lebih ketat daripada kita. Yang seharusnya di kulkas tertutup dan tidak terlihat dan terkunci, ini ditaruh didepan pintu begitu saja," ujarnya.
Berita Terkait
-
Syarat Impor iPhone 17 Dibongkar Mendag, Apple Harus Lakukan Ini Dulu
-
Botol Diduga Miras Seharga HP Dijarah dari Rumah Sahroni, Netizen: Oalah Pantas
-
Kembali Digelar Tahun Ini, Mendag Gadang JMFW Jadi Penentu Arah Modest Fesyen Indonesia
-
Indonesia Kerja Sama Dagang dengan Peru, Apa Saja Keuntungannya?
-
Hari Ini Berlaku, Mendag Mau Tetap Berjuang Agar RI Raih Tarif Trump 0 Persen
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Viral Video Syur 27 Detik Diduga Libatkan Oknum Dokter di Riau
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
Terkini
-
Rupiah Meloyo, Ini Jurus Jitu BI, OJK, dan Bank Tingkatkan Pasar Keuangan
-
Waskita Karya Jual Saham Anak Usaha di Sektor Energi Senilai Rp179 Miliar
-
Industri Keuangan Syariah Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
-
Petani Hingga Buruh Lega Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
-
Emas Antam Terbang Tinggi, Harga Per Gram Sentuh Rp 2.198.000
-
Mandiri Peduli Sekolah Tingkatkan Sarana Belajar Layak bagi Siswa di Wilayah Jabodetabek
-
IHSG Menguat Senin Pagi, Tapi Diproyeksikan Anjlok
-
BCA Mobile dan Blu Error Pada Senin Pagi, Ini Aduan Resmi dan Whatsapp CS BCA
-
Asuransi Bukan Sekadar Perlindungan, Tapi Investasi Kesehatan
-
Sepekan Kemarin Asing Bawa Kabur Dananya Rp 2,71 Triliun dari RI, Gara-Gara Ketidakpastian Global