Suara.com - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ternyata tak mempengaruhi aktivitas ekspor di kalangan pengusaha yang ada di Aceh. Dampak nyata yang turut dirasakan oleh eksportir, malah berbanding terbalik dengan kondisi yang ada. Para ekportir turut ketiban untung kala dolar melambung tinggi.
"Memang ada plus minusnya. Seperti bahan-bahan yang kita impor dari luar kan naik. Namun untuk saat ini dampak yang terasa lebih menguntungkan. Kontrak kita memiliki sistem pembayaran dengan dolar, sebab itu jika dilihat dari sisi mata uang ini, kita sedikit lebih untung," kata Direktur Utama PT. Nagata Prima Tuna , Almer Hafiz, di Banda Aceh, Jumat (28/8/2014).
PT. Nagata Prima Tuna bergerak dalam bidang ekspor perikanan. Perusahaan ini mengirim ikan tuna ke tiga negara yakni, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea.
Tuna yang diekspor merupakan hasil tangkapan nelayan setempat. Sehingga saat kondisi seperti ini, dampak dari keuntungan perusahaan juga dirasa oleh nelayan.
Paska dolar naik, harga ikan tuna yang ditampung oleh perusahaan ikut naik, dari Rp38 ribu menjadi Rp43 ribu per kilogram.
"Jika benar-benar dimanfaatkan, kondisi ini juga sangat memberi keuntungan bagi nelayan pencari tuna. Namun sayangnya nelayan kita masih memiliki keterbatasan, sehingga hasil tangkapan pun sedikit," ujarnya.
Ikan tuna hasil tangkapan nelayan yang ditampung perusahaan ini, setiap hari nya mencapai tiga ton lebih. Namun setelah proses pembersihan dan pengolahan menjadi daging layak ekspor, jumlah tersebut susut mencapai lima puluh persen.
Kondisi ini, kata Almer, mengakibatkan aktivitas ekspor tidak bisa dilakukan setiap hari. Pihaknya baru dapat mengirim tuna-tuna yang telah diolah itu dalam kurun waktu satu sampai tiga bulan. Untuk jenis tuna grade A, langsung dikirimkan ke Jepang. Sedangkan grade B dan C diekspor ke Korea dan Amerika.
Masing-masing negara tersebut, kata dia pula, mendapat kuota eskpor yang berbeda.
"Ke Jepang itu sedikit, sekitar 250 kilogram lebih, karena mereka minatnya kualitas paling oke dan bisa dimakan langsung. Sedangkan ke Amerika dan Korea bisa mencapai 10 ton," katanya. [Alfiansyah Ocxie]
Tag
Berita Terkait
-
Mengandung Racun Berbahaya, Inilah 7 Daftar Ikan Laut yang Tidak Aman Dikonsumsi
-
Lurah di Sumbar Temukan Tabungan Lusuh Pria Tuna Rungu yang Meninggal, Jumlahnya Bikin Ternganga!
-
Mendag Lepas Ekspor Tuna Beku Tangkapan Nelayan Binaan Aruna ke Uni Emirat Arab
-
Daftar Ikan yang Baik untuk Penderita Diabetes, Pilihan Terbaik dan Cara Konsumsinya
-
Buta Sejak Kecil, Pria Kediri Ini Justru Jadi Hafiz Qur'an dan Inspirasi Banyak Orang
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
-
China Sindir Menkeu Purbaya Soal Emoh Bayar Utang Whoosh: Untung Tak Cuma Soal Angka!
Terkini
-
Kelakar AHY Soal Indonesia Tak Lolos Piala Dunia: Menpora Hubungi Ketum PSSI!
-
Harga Emas Dunia Cetak Rekor Terburuk Sejak 2020 Usai Tembus Tertinggi, Ini Penyebabnya
-
Bank Mandiri Salurkan Kredit Mikro ke 654 Ribu Perempuan Pengusaha
-
Solusi Investor "Get Lost", AHY Buka Kantor Fasilitasi Proyek Infrastruktur (IPFO)
-
KPK Ungkap Skema Bisnis Bos Pertamina dengan Riza Chalid: Ada Apa di Singapura?
-
Bank Indonesia Diramal Bakal Turunkan Suku Bunga Jadi 4,5 Persen
-
AHY Ungkap Alasan Bandara Kertajati yang Dibangun Era Jokowi Sepi!
-
Emas Langka di Pasaran! Antam Ungkap Penyebabnya
-
Gagal Bayar Pindar: Lebih dari Sekadar Kredit Macet, KrediOne Ulas Dampaknya
-
Harga Emas Naik Hampir Rp 100 Ribu: Antam Tembus Rp 2.736.000 per Gram di Pegadaian