Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (1/9/2015) dibuka melemah sebesar 25,40 poin seiring dengan bursa saham di kawasan Asia. IHSG BEI dibuka turun 25,40 poin atau 0,56 persen menjadi 4.484,20, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,50 poin (0,84 persen) ke level 764,30.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, mengatakan kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Cina serta antisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed membuat mayoritas bursa saham di kawasan Asia, termasuk indeks BEI terkoreksi.
"Kondisi perekonomian Cina yang masih melambat serta akan diumumkannya suku bunga The Fed pada tanggal 16-17 September 2015 nanti, pergerakan pasar diperkirakan masih akan bervariasi," kata Satrio.
Ia menambahkan bahwa kabar mengenai kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menghentikan program "buy back" saham menambah sentimen kurang bagus bagi pasar karena dirasakan terlalu terburu- buru untuk menyatakan bahwa krisis sudah berlalu.
"Buy back saham BUMN mengurangi rasa aman pada pemodal. Namun, situasi itu diharapkan dapat diimbangi oleh pernyataan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya yang memberikan sinyal masih berada di pasar modal, itu dapat memberikan rasa aman ketika harga saham turun," katanya.
Sementara itu, analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menambahkan bahwa pelaku pasar saham sedang menanti data inflasi Agustus yang sedianya akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada hari Selasa. Di tengah penantian itu, sebagian pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung sehingga IHSG mengalami koreksi.
"Diharapkan hasil inflasi Agustus masih rendah. Karena inflasi yang rendah mencerminkan fundamental ekonomi yang baik bagi Indonesia, dengan begitu potensi indeks BEI berbalik menguat cukup terbuka," katanya.
Bursa regional juga melemah, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 77,47 poin (0,36 persen) ke level 21.593,11, indeks Nikkei turun 391,18 poin (2,07 persen) ke level 18.499,30, dan indeks Straits Times melemah 12,91 poin (0,41 persen) ke posisi 2.909,26. (Antara)
Berita Terkait
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya
-
Tekanan Jual Investor Asing Dorong IHSG Anjlok di Sesi Pertama Perdagangan Senin
-
IHSG Dibuka Menghijau, Tiga Saham Bank Ini Malah Berwarna Merah
-
IHSG Dibuka Hijau, Investor Pantau Data Ekonomi Domestik Penting.
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Viral Peras Pabrik Chandra Asri, Ketua Kadin Cilegon Dituntut 5 Tahun Penjara
-
SBY Minta Masyarakat Sadar, Indonesia Bukan Negeri Kaya Minyak!
-
Catat Laba Bersih Rp389 M, KB Bank Perkuat Struktur Manajemen Lewat Pengangkatan Widodo Suryadi
-
Kementerian ESDM: Etanol Bikin Mesin Kendaraan jadi Lebih Bagus
-
Saham BCA Anjlok saat IHSG Menguat pada Senin Sore
-
Menkeu Purbaya Mendadak Batal Dampingi Prabowo Saat Serahkan Aset Smelter Sitaan, Ada Apa?
-
Usai BNI, Menkeu Purbaya Lanjut Sidak Bank Mandiri Pantau Anggaran Rp 200 T
-
Bursa Kripto Global OKX Catat Aset Pengguna Tembus Rp550 Triliun
-
Jadi Duta Mobile JKN di Kupang, Pemuda Ini Bagikan Edukasi Memanfaatkan Aplikasi Layanan Kesehatan
-
IHSG Tetap Perkasa di Tengah Anjloknya Rupiah, Ini Pendorongnya