Suara.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (MenPUPR) Rakyat Basuki Hadimoeljono menargetkan akan menyelesaikan target pembuatan rumah sebanyak 600.000 bangunan pada tahun 2015. "Target saya tahun ini adalah 600.000 rumah harus selesai," kata Basuki Hadimoeljono usai melakukan peninjauan pembuatan jalan di Tou Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kaltara, Kamis (29/10/2015).
Saat ini, ia menjelaskan sebanyak 498.000 rumah FLPP sudah dibangun, baik dari pemerintah juga dari pihak swasta. "Pihak swasta banyak juga yang membangun rumah kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) jadi kami terbantu dengan langkah program sejuta rumah," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Taufik Widjoyono juga mengatakan perkembangan program sejuta rumah sudah mencapai tahap kisaran 45 persen hingga saat ini. "Sekitar 45 persen sudah berjalan, karena pelaksananya dari kami sendiri," kata Taufik Widjoyono.
Ia juga mengatakan, untuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) semua berjalan lancar dan masih dengan sesuai rencana, sedangkan untuk nonMBR sedikit mengalami kendala. "Proyek nonMBR beberapa dikerjakan oleh pihak swasta, karena kondisi perekonomian penuh dengan ketidakpastian seperti ini, maka lebih memilih untuk menahan pembelian rumah," katanya.
Sementara itu, menurut Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, menyatakan program sejuta rumah yang digagas Presiden Joko Widodo belum berjalan lancar. "Ada beberapa kendala yang dihadapi para pengembang dalam merealisasikan program tersebut, salah satunya mengenai pembebasan lahan," kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat.
Menurut dia, khususnya untuk pembangunan rumah sederhana di Kota Semarang pembebasan lahan sulit dilakukan mengingat harga tanah yang terlalu tinggi. "Kalau untuk pembangunan rumah sederhana di Kota Semarang jelas tidak bisa, bisanya di luar Kota Semarang. Para pengembang mau membebaskan tanah lagi di Kota Semarang harganya tidak cukup," katanya.
Sementara itu, pihaknya berharap agar Pemerintah membuka fasilitas infrastruktur untuk mendukung pembangunan kawasan hunian di daerah-daerah. "Idealnya Pemerintah membuka jalur-jalur infrastruktur ke tempat-tempat pengembangan hunian, konsepnya seperti membuat kota satelit," katanya.
Mengenai kondisi tersebut, Dibya mengakui hingga saat ini belum ada titik temu antara pemerintah dengan para pengembang terkait kondisi infrastruktur. "Itu kan beberapa waktu yang lalu sudah diwacanakan, tetapi seperti ayam dan telur, dari REI membentuk konsorsium pembebasan tanah, pemerintah dari sisi infrastruktur, tetapi sejauh ini belum ada titik temu," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
Terkini
-
Historis Harga Bitcoin Naik 96 Persen Pasca Pembatalan Shutdown Pemerintah AS
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Makin Dekat dengan Rakyat, BRImo Digunakan 44,4 Juta User dengan Transaksi Rp25 Triliun per Hari
-
Investasi Rp6,4 Triliun di GOTO Diselidiki Kejagung, Intip Perkembangan Terbarunya
-
5 Cara Menagih Utang yang Susah Bayar Tanpa Bikin Hubungan Retak
-
Sumbang PDB Nasional, Sektor Pertambangan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal di Berbagai Daerah
-
Bank BRI, BNI, Mandiri Kompak Gelar RUPSLB, Apa yang Dibahas?
-
Wamenprin Sebut Investor Siap Merelokasi Pabrik Bajanya ke RI, Pengusaha Menjerit: Jangan Pro Asing!
-
Rumah BUMN Telkom Komitmen Dukung Pelaku Usaha dengan Digitalisasi UMKM Binaan
-
Kredit Macet Pinjol Meningkat, Anak Muda Dominasi Paling Banyak yang Gagal Bayar