Suara.com - Sebanyak 44 perusahaan tambang batu bara di Provinsi Jambi tutup sementara karena belum membaiknya harga emas hitam itu di pasaran dunia.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, Gamal Husin mengatakan, 44 perusahaan tambang batu bara itu sudah mengajukan izin tidak beroperasi atau tutup sementara waktu.
"Dari 59 perusahaan yang memperoleh izin produksi, 44 di antaranya sudah mengajukan izin tidak beroperasi. Jadi saat ini hanya 15 perusahaan yang masih eksis. Itupun karena pasaran mereka jelas, seperti penyediaan bahan baku untuk PLTU," kata Gamal di Jambi, Jumat (6/11/2015).
Akibat tidak beroperasinya 44 perusahaan itu membuat target produksi batu bara Provinsi Jambi menurun drastis.
"Dari target 8,7 juta ton hingga triwulan ke III tahun 2015, baru terealisasi 2,8 juta ton, dengan persentase 60 persen. Jadi kecil kemungkinan angka 8,7 juta ton itu bisa terealisasi hingga akhir tahun nanti. Apalagi perusahaan yang berproduksi itu membatasi jumlah produksinya," kata Gamal menjelaskan.
Penurunan produksi batu bara itu, katanya, juga membuat realisasi target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun 2015 tidak tercapai.
"Semula PNBP ditargetkan sebesar Rp204 miliar. Target itu dipastikan meleset. Pasalnya hingga triwulan ke III tahun 2015, target itu baru terealisasi Rp57,4 miliar atau sebesar 28,1 persen," katanya menambahkan.
Dampak lainnya dari kurangnya produksi batu bara itu juga membuat nilai ekspor Provinsi Jambi periode September 2015 turun.
"Ekspor-impor kita menurun, salah satu faktornya karena menurunnya transaksi hasil tambang kita," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi,Yos Rusdiansyah.
Meski demikian, kata Yos, kontribusi terbesar terhadap total ekspor Jambi masih didominasi kelompok pertambangan, yakni sebesar 66,70 persen. (Antara)
Berita Terkait
-
Usulan Revisi PLTU Dianggap Ancam Ekonomi dan Transisi Energi: Mengapa?
-
Terjebak Sindikat, Bagaimana Suku Anak Dalam Jadi Korban di Kasus Penculikan Bilqis?
-
Bahlil Lahadalia Ungkap Alasan DMO Batubara Naik di Balik Kebijakan Baru ESDM
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025